REPUBLIKA.CO.ID, GARUT--Jalur kereta sepanjang sekitar 19,5 kilometer dari Stasiun Cibatu sampai Stasiun Garut telah berkali-kali dilewati kereta inspeksi. Namun, kereta itu hanya bolak-balik melakukan inspeksi. Sementara masyarakat masih belum dapat kembali menikmati layanan transportasi di jalur kereta yang masuk dalam program reaktivasi itu.
Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil, mengatakan, jalur kereta itu akan segera dioperasikan. Saat ini, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sedang melakukan finalisasi izin operasional jalur kereta api Cibatu-Garut.
"Hari ini kami melakukan inspeksi terakhir untuk memastikan sebelum sebentar lagi resmi dioperasikan," kata dia, saat meninjau Stasiun Garut bersama Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia, Kamis (6/1).
Selama dalam perjalanan menggunakan kereta inspeksi sepanjang jalur Cibatu Garut, Kang Emil sapaan akrab Ridwan Kamil mengaku sempat berhenti di tengah jalan, di wilayah anatara Leles dan Kadungora. Ia menilai, pemandangan alam di tempat itu sangat indah. Menurut dia, tempat itu cocok untuk didirikan stasiun tambahan, di luar yang sudah berdiri.
Emil juga meninjau fasilitas yang terdapat di dua stasiun kecil antara Cibatu dan Garut, yaitu Staisun Pasirjengkol dan Stasiun Wanaraja. Meski dua tempat itu merupakan stasiun kecil, baginya, penampilannya sudah keren. "Insya Allah pelayanannya modern sekali," ujar dia.
Ia mengklaim, kesiapan sarana dan prasarana di jalur Cibatu-Garut telah mencapai 100 persen. Menurut dia, operasional kereta api di Kabupaten Garut hanya tinggal menunggu lampu hijau dari Kemenhub.
Karena itu, Emil mendorong Kemenhub untuk mempercepat proses administrasi agar jalur itu dapat segera dapat dinikmati masyarakat. "Permasalahannya investasi yang sedang dihitung. Itu sedang dicari rumusannya. Nanti ujungnya akan mempengaruhi tarif," kata dia.
Emil menginginkan tarif kereta api di jalur baru itu tak terlalu mahal. Ia menyebut, tarif perjalanan kereta api di wilayah Kabupaten Garut seharusnya hanya sekitar Rp 4.000, sementara ke Kota Bandung mungkin tak sampai Rp 10 ribu, sedangkan ke Jakarta hanya Rp 40 ribu.
Namun, Emil tetap tak bisa memastikan kapan kereta yang melintas di jalur itu dapat dinikmati masyarakat. Sebab, itu merupakan kewenangan Kemenhub. Ia berharap, Kemenhub dapat secepatnya memberikan izin operasional kereta api di jalur Cibatu-Garut.
Menurut Emil, warga Kabupaten Garut juga sangat menantikan operasional kereta api di jalur Cibatu-Garut. Sebab, dengan kehadiran kereta api, mobilitas masyarakat untuk ke Bandung atau ke Jakarta akan lebih mudah.
Ia juga memastikan, apabila jalur Cibatu-Garut telah beroperasi, ekomoni di Kabupaten Garut akan meningkat pesat. Sebab, Kabupaten Garut memiliki magnet untuk mendatangkan wisatawan.
"Harapan saya (sebenarnya) bulan lalu (diresmikan). Tapi secepatnya lah. Karena kewenangannya bukan di Gubernur. Mangkanya hari ini saya inspeksi, malam akan saya WA dan telepon (Menteri Perhubungan) untuk meminta kepastian," kata dia.
Salah seorang warga Kabupaten Garut, Arul (30) mengaku ingin jalur kereta Cibatu-Garut dapat segera dioperasikan. Sebab, dengan adanya kereta api, masyarakat akan lebih mudah untuk berpergian ke luar kota.
"Kalau sekarang kan pilihannya hanya jalur darat, motor atau mobil. Itu juga belum ada jalan tol, macet. Kalau naik kereta kan gak macet," kata dia.
Salah seorang warga lainnya, Agus (52), juga berharap jalur dapat segera beroperasi. Apalagi, jalur itu merupakan salah satu jalur kereta legendaris."Dulu sebelum ditutup mah selalu ramai. Saya yakin, kalau dibuka lagi pasti ramai," ujar dia.
Namun, ia ingin harga tiket kereta api tak terlalu mahal. Dengan begitu, kereta api dapat dinikmati oleh kalangan masyarakat luas. Bukan hanya wisatawan yang mau ke Kabupaten Garut.
Kemenhub masih belum memberikan izin operasional jalur kereta api Cibatu-Garut. Padahal, PT Kereta Api Indonesia atau KAI (Persero) menyatakan, sarana dan prasarana di sepanjang jalur itu telah siap 100 persen.
Direktur Jenderal Perkeretaapian, Kemenhub, Zulfikri, mengatakan, izin operasional jalur kereta api Cibatu-Garut masih dalam proses. Menurut dia, sebenarnya tak ada kendala dalam memproses izin operasional jalur itu. Hanya tinggal menyesuaikan masalah regulasinya."Mudah-mudahan dalam waktu dekat sudah ada izinnya," kata dia saat dihubungi Republika, Rabu (29/12).
Jalur kereta Cibatu-Garut terakhir kali beroperasi pada tahun 1983. PT Kereta Api Indonesia kemudian memulai program rekativasi jalur itu pada 2018. Awalnya, jalur itu ditargetkan dapat dioperasikan pada awal 2020. Namun, pandemi Covid-19 melanda. Akibatnya, pengoperasian jalur itu molor hingga hampir dua tahun.