REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Pusat Riset Biologi Molekuler Eijkman Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Amin Soebandrio mengatakan dari beberapa laporan penelitian saat ini varian B.1640.2 atau IHU dari virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak menular secepat varian omicron. Varian tersebut dilaporkan muncul di Prancis.
"Tidak semenular omicron, tapi mungkin bisa lolos dari vaksin," kata Amin saat dihubungi Antara di Jakarta, Kamis.
Amin menuturkan, hingga sekarang laporan penelitian mengenai karakteristik, perilaku, dan penularan serta informasi terkait lain tentang varian IHU masih sangat terbatas. Varian IHU memiliki cukup banyak mutasi, yakni ada 46 mutasi.
"Ini kan baru dilaporkan di Prancis dan Republik Kongo, tapi masih sangat terbatas kasusnya, masih tidak terlalu banyak, sehingga belum bisa disimpulkan," ujarnya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum mengategorikan varian IHU sebagai variant of interest (VoI). Hingga sekarang, varian IHU masih dalam pemantauan WHO.
Selain itu, masih dibutuhkan pengamatan lebih lanjut untuk varian IHU. Terkait efikasi vaksin terhadap varian IHU dan seberapa bahaya infeksi dari varian itu juga belum dapat dijelaskan karena informasi yang ada sekarang masih sangat terbatas.
"Kita tunggu informasi selanjutnya dari WHO," ujar Amin.