REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Pemerintah India mengirimkan 2 ton obat-obatan ke Afghanistan yang dikuasai Taliban, Jumat (7/1). Pengiriman itu dilakukan meskipun belum secara resmi mengakui pemerintahan kelompok tersebut.
Dilansir dari The New Arab, obat itu diberikan ke Rumah Sakit Indira Gandhi Kabul yang didirikan dengan bantuan India pada 2004. Bantuan itu dijelaskan juru bicara Kementerian Luar Negeri India Arindam Bagchi.
Bulan lalu, India memasok Afghanistan dengan 500.000 dosis vaksin Covid-19 dan 1,6 ton pasokan medis melalui Organisasi Kesehatan Dunia, kata Bagchi dalam sebuah pernyataan.
India juga mengumumkan bahwa mereka akan menyediakan 50.000 ton gandum ke Afghanistan untuk mengurangi kekurangan pangan di sana dan sedang mengerjakan rincian pengiriman dengan pemerintah Pakistan. Pakistan tidak mengizinkan kendaraan transportasi India menggunakan jalur daratnya ke Afghanistan karena hubungan yang tegang dengan pemerintah Perdana Menteri India Narendra Modi.
Sejak Taliban yang kacau balau telah mengambil alih Kabul, ekonomi Afghanistan yang hancur akibat perang yang dulunya tetap hidup dengan sumbangan internasional berada di ambang kehancuran. Hampir 80 persen anggaran pemerintah Afghanistan sebelumnya berasal dari masyarakat internasional. Uang itu, sekarang dipotong, membiayai rumah sakit, sekolah, pabrik, dan kementerian pemerintah.
Baca: Pemimpin Hong Kong Minta Selidiki Pejabat Berpesta Saat Kasus Covid-19 Melonjak
New Delhi tidak memiliki kehadiran diplomatik di Kabul setelah mengevakuasi stafnya sebelum AS saat penarikan dari Afghanistan pada bulan Agustus. Sebelum Taliban merebut Kabul, India memberi pasukan keamanan Afghanistan pelatihan operasional dan peralatan militer, meskipun tidak ada pasukan di lapangan. Itu juga merupakan penyedia bantuan pembangunan terbesar di kawasan itu ke Afghanistan.
Baca: Tiga Pelaku Pembunuhan Bermotif Rasialis di AS Dihukum Seumur Hidup
Dua musuh bebuyutan India dan Pakistan telah lama mencoba menggunakan pengaruh di Afghanistan untuk memenuhi kepentingan keamanan mereka. Para pemimpin India khawatir manfaat dari naiknya Taliban ke tampuk kekuasaan berada di Pakistan dan memberi makan pemberontakan yang telah lama membara di wilayah sengketa Kashmir, di mana gerilyawan sudah memiliki pijakan.
Baca: Kasus Omicron Melejit, India Kerahkan Tambahan 45.000 Dokter Muda