Senin 10 Jan 2022 08:51 WIB

Sempat Mulai Hidup Normal, Australia Kini Catat 1 Juta Kasus Covid-19

Lonjakan kasus Covid-19 membuat peningkatan jumlah rawat inap di Australia

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
 Sebuah papan reklame yang menggambarkan pemain tenis Serbia Novak Djokovic di sebuah gedung di Beograd, Serbia, Kamis, 6 Januari 2022. Pemerintah Australia telah menolak masuknya peringkat No. 1 Novak Djokovic untuk mempertahankan gelarnya di turnamen besar tenis pertama tahun ini dan membatalkannya visa karena dia gagal memenuhi persyaratan untuk pengecualian aturan vaksinasi COVID-19 negara itu.
Foto: AP/Darko Vojinovic
Sebuah papan reklame yang menggambarkan pemain tenis Serbia Novak Djokovic di sebuah gedung di Beograd, Serbia, Kamis, 6 Januari 2022. Pemerintah Australia telah menolak masuknya peringkat No. 1 Novak Djokovic untuk mempertahankan gelarnya di turnamen besar tenis pertama tahun ini dan membatalkannya visa karena dia gagal memenuhi persyaratan untuk pengecualian aturan vaksinasi COVID-19 negara itu.

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Australia pada Senin (10/1/2022) melampaui 1 juta kasus Covid-19, di tengah merebaknya varian omicron. Melonjaknya infeksi virus korona menyebabkan peningkatan jumlah rawat inap dan membebani rantai pasokan medis.

Australia mencatat rekor infeksi Covid-19, ketika negara itu memulai kehidupan normal baru setelah vaksinasi yang lebih tinggi. Sebelumnya, Australia berhasil menahan beban kasus virus corona melalui karantina agresif dan kontrol perbatasan yang ketat.

Baca Juga

Negara bagian New South Wales dan Victoria pada Senin melaporkan sekitar 55.000 kasus baru. Sehingga total infeksi Covid-19 di Australia menyentuh 1,03 juta, sejak kasus pertama tercatat hampir dua tahun lalu. 

Sejauh ini, Australia mencatat 2.387 kematian akibat Covid-19. Namun tingkat kematian selama gelombang omicron lebih rendah daripada gelombang sebelumnya. Sekitar 92 persen orang di atas 16 tahun, telah mendapatkan vaksinasi lengkap.  

Meningkatnya jumlah rawat inap memaksa pejabat untuk memberlakukan kembali beberapa pembatasan di negara bagian. Sementara, kekurangan staf karena aturan isolasi telah memukul bisnis.

Pihak berwenang telah memotong waktu isolasi wajib untuk orang yang melakukan kontak dekat dengan orang positif Covid-19. Pihak berwenang juga mempersempit definisi kontak dekat tersebut. 

Mulai Senin, Australia akan melakukan vaksinasi terhadap 2,3 juta anak berusia lima hingga 11 tahun dengan menggunakan vaksin Pfizer. Kepala satuan tugas vaksinasi, John Frewen memastikan bahwa stok vaksin Covid-19 aman. 

"Ada cukup vaksin dan ada cukup titik distribusi, ini hanya tentang sedikit kesabaran," ujar Frewen.

Australia kembali fokus pada aturan pembatasan di perbatasan, setelah pihak berwenang membatalkan visa bintang tenis Novak Djokovic, yang sebelumnya mendapat dispensasi vaksin sebelum memasuki negara benua ini. Pembatalan itu disampaikan langsung Perdana Menteri Australia Scott Morrison lewat akun resmi Twitternya, Kamis (6/1/2022).

"Visa Djokovic sudah dibatalkan. Peraturan adalah peraturan, terutama jika bersinggungan dengan masalah perbatasan kami. Tidak ada yang mendapat keistimewaan dari peraturan ini," ujar Morrison.

Petenis asal Serbia itu sebelumnya mendapat pengecualian medis dari aturan wajib vaksinasi Covid-19 agar bisa bermain dalam turnamen Grand Slam Australian Open. Djokovic yang sudah tiba di bandar udara Tullamarine, Melbourne, sempat tertahan dan mendapat kepastian keluar dari bandara selama satu malam, karena masalah dispensasi yang menyebabkan protes itu.

Baca: 19 Orang Tewas, Termasuk Anak-Anak Saat Api Melalap Apartemen di New York

164 Orang Tewas Imbas Kerusuhan Terburuk di Kazakhstan

Djokovic mendarat di Tullamarine pada Rabu (5/1/2022) pukul 23:30 waktu setempat setelah terbang 14 jam dari Dubai. Setibanya di Australia, Djokovic langsung dibawa ke ruang isolasi di bawah penjagaan polisi ketika pejabat Australia mengatakan visanya tidak mengizinkan pengecualian medis. Djokovic juga mendapat sorotan karena sebelumnya sempat mengeluarkan pernyataan bernada antivaksin. Hal itu membuat warga Australia marah, karena negara tersebut berupaya menekan penyebaran virus corona. 

Baca: Bayang-Bayang Kuasa Mantan Presiden di Balik Kekacauan Kazakhstan

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement