REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Pemerintah Amerika Serikat (AS) menunjuk seorang pejabat karir badan intelijen (CIA), Jeffrey Wichman yang dianggap layak untuk melawan ancaman terhadap keamanan pemilihan umum.
Wichman akan mengkoordinasikan tanggapan komunitas intelijen terhadap ancaman pemilu dari Rusia, Cina, dan negara-negara yang dianggap berpotensi menjadi musuh dalam pemilu AS. Ia telah bertugas selama lebih dari 30 tahun di CIA, menangani bidang kontra intelijen dan keamanan siber.
Penunjukkan Wichman sebagai eksekutif ancaman pemilu AS dilakukan oleh Direktur Intelijen Nasional Avril Haines. Ini terjadi di tengah upaya menciptakan pusat intelijen baru dalam mencegah campur tangan asing dalam demokrasi Amerika, yang disebut sempat terhenti.
Eksekutif ancaman pemilu bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan semua upaya keamanan pemilu di seluruh komunitas intelijen beranggotakan 18 orang. Ini mencakup lembaga yang mendeteksi dan mencegah serangan siber, kampanye disinformasi, dan upaya untuk mempengaruhi politisi, serta debat kebijakan.
Eksekutif sebelumnya, Shelby Pierson, menjadi sorotan setelah memberikan pengarahan tertutup kepada anggota parlemen tentang upaya Rusia untuk ikut campur dalam pemilihan 2020 yang mendukung mantan presiden AS Donald Trump. Hal itu telah membuat Trump geram, yang menyalahkan direktur intelijen nasional saat itu dan kemudian menggantikannya.