REPUBLIKA.CO.ID, LOS GATOS -- Raksasa streaming Netflix mengumumkan kenaikan harga semua paket berlangganannya pada Jumat (14/1). Paket kualitas tertinggi kini bisa didapat dengan 19,99 dolar AS (sekitar Rp 286 ribu) per bulan.
Paket dasar yang hanya memungkinkan untuk video definisi standar sekarang memiliki tarif 9,99 dolar AS (sekitar Rp 143 ribu). Paket paling populer untuk video HD 1080p sekarang menjadi 15,49 dolar AS (sekitar Rp 221 ribu).
"Kami memperbarui harga kami sehingga kami dapat terus menawarkan berbagai pilihan hiburan berkualitas," kata juru bicara Netflix, seperti dikutip dari laman Inc.com, Senin (17/1/2022).
Harga saham perusahaan naik tiga persen setelah pengumuman. Mengapa Netflix terus menaikkan harga layanan yang pada dasarnya sama seperti selama satu dekade? Alasannya untuk membuat pemegang saham senang.
Upaya itu kian sulit karena pertumbuhan pelanggan melambat. Sebagai layanan streaming terbesar, sulit menemukan orang yang belum menjadi pelanggan. Ini bukan hal baik, sebab pemegang saham ingin melihat pertumbuhan.
Per Oktober 2021, Netflix menyebutkan platformnya memiliki 214 juta pelanggan. Dengan angka sebesar itu, sangat sulit untuk terus tumbuh pada tingkat yang sama saat di awal, katakanlah 50 atau 100 juta.
Terlebih, tidak semua penonton Netflix adalah pelanggan. Ada orang yang menggunakan akun orang lain. Beberapa perkiraan menyebutkan sepertiga akun berbagi kata sandi. Artinya, 70 juta orang memakai Netflix tanpa membayar.
Karena itu, Netflix memutuskan jalan yang lebih mudah untuk meningkatkan pendapatan dengan menagih lebih banyak uang kepada pelanggan yang ada untuk layanan yang sama. Pada akhirnya, akan ada masa orang tidak akan terus membayar.
Dalam lima tahun terakhir, Netflix secara akumulatif sudah menaikkan harga paket utamanya sebesar delapan dolar AS (sekitar Rp 144 ribu). Pelanggan menjadi bertanya-tanya, apa nilai tambah yang ditawarkan dengan kenaikan harga?
Itu tergantung pada perspektif pengguna mendefinisikan nilai. Yang jelas, perusahaan tidak menambahkan fitur baru. Pada saat yang sama, Netflix terus berinvestasi pada konten baru dan agaknya melebihi para pesaingnya.
Sebagai perbandingan, sebagian besar pesaing utama Netflix mengenakan biaya yang jauh lebih rendah. Katalog tayangan mereka memang tidak sebanyak Netflix, tapi bahkan ada yang tarifnya hanya setengah dari paket termurah Netflix.
Menurut ulasan pakar, strategi Netflix adalah terus menaikkan harga sampai pertumbuhan bersihnya menjadi negatif. Hal itu berarti akan ada lebih banyak orang yang menghentikan layanan streaming daripada mendaftar.
Kemungkinan itu berpotensi jadi masalah baru bagi perusahaan karena layanan streaming itu hanya punya sedikit pilihan untuk pertumbuhan. Jika kenaikan harga diteruskan, ditakutkan sebagian pelanggan tak akan bertahan.
Netflix mengatakan perubahan harga segera berlaku untuk pelanggan baru dan akan diterapkan secara bertahap untuk pelanggan lama. Perusahaan akan memberi tahu pelanggan setidaknya 30 hari sebelum dikenakan harga baru.