REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Hariadi Wibisono memantau, kasus Covid-19 di Indonesia memang cenderung sedang naik. Ia menyebut, sebagian kasus merupakan akibat dari infeksi SARS-CoV-2 varian omicron dan sebagian karena delta.
"Berdasarkan sifatnya, omicron memang cepat menular, tetapi tidak separah delta," ujar Hariadi, saat dihubungi Republika.co.id, Senin (17/1/2022).
Kendati demikian, Hariadi mengingatkan itu tak berarti tidak ada kasus yang parah. Faktanya, tetap ada pasien yang perlu perawatan medis di rumah sakit dan tidak menutup kemungkinan ke depannya akan bertambah.
"Tidak berarti yang perlu perawatan (di rumah sakit) tidak mungkin naik, karena bisa saja (nanti meningkat). Ini kan bicara rate (tingkat), yang kalau dikembalikan ke angka absolut maka bisa banyak (yang dirawat)," ujarnya.
Misalnya, jika yang dirawat hanya lima persen dari 1.000 orang positif Covid-19 maka secara angka atau jumlah tentu lebih banyak. Karena itu, Hariadi meminta masyarakat tetap waspada dengan Covid-19 dan varian virusnya.
"Caranya dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes) dan lakukan vaksinasi," tutur Hariadi.
Satgas Covid-19 mencatat, kasus terkonfirmasi Covid-19 tiga hari terakhir cenderung meningkat dibandingkan dua pekan lalu. Jumlah kasus aktif juga bertambah. Tercatat per Senin (17/1/2022), jumlah kasus baru Covid-19 harian sebanyak 772 dan kasus aktif bertambah 170 dan kematian bertambah empat jiwa.