REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa mengunjungi Markas Korps Marinir di Cilandak, Jakarta Selatan pada 17 Desember 2022. Andika didampingi Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksdya Ahmadi Heri Purwono. Video kunjungan tersebut baru diunggah di akun Youtube pribadi Andika.
Andika menyempatkan meninjau kendaraan tempur (ranpur) Tank PT 76 yang sudah berusia 61 tahun, namun masih digunakan personel Marinir. "Oleh karena itu, ke depannya ya sudah fokus ke pengadaan retrofit atau recondition, tapi dari negara yang tak bermasalah. Sudahlah tidak usahlah bermain di abu-abu," kata Andika dikutip di Jakarta, Jumat (21/1/2022).
Andika mendengarkan paparan dari Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayor Jenderal (Mayjen) (Mar) Suhartono terkait alat utama sistem senjata (alutsista) dan kekuatan personel di kesatuan tersebut. "Selain alutsista, kita juga menyampaikan usulan tambahan personel di Korps Marinir," kata Suhartono
Suhartono menjelaskan, saat ini alutsista yang dioperasikan oleh Korps Marinir ada yang sudah berusia lebih dari 40 tahun. Padahal, keberadaan alutsista merupakan hal yang krusial. "Alutsista ini sangat krusial untuk menunjang tugas operasi dan pengamanan Korps Marinir," ujar mantan komandan Paspampres tersebut.
Suhartono juga menjelaskan terdapat tiga Pasukan Marinir (Pasmar) yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Pasmar 1 berada di wilayah DKI Jakarta, Pasmar 2 di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timurm dan Pasmar 3 ditempatkan di Sorong, Papua. Khusus Pasmar 3, Suhartono mengusulkan agar ada penambahan pasukan.
Andika mengatakan, Korps Marinir merupakan sebuah unit TNI yang menyelenggarakan operasi amfibi. Termasuk juga pertahanan pantai, pengamanan pulau terluar, pembinaan potensi maritim serta pembina kekuatan dan kesiapan operasi satuan marinir.
Terkait usulan penambahan jumlah personel khususnya di wilayah Sorong, Papua Barat, Andika mengatakan, hal itu tergantung dukungan anggaran yang ada. "Selama kita tidak punya dukungan anggaran yang ekstra untuk penambahan personel, menurut saya sulit terpenuhi," kata mantan KSAD tersebut.
Kendati demikian, Andika memberikan solusi agar dilakukan pengiriman anggota yang tergabung ke dalam satuan tugas (satgas) yang bersifat internal dari angkatan laut. "Ini bertujuan untuk mengisi kekurangan personel di tempat yang kosong," ujarnya.