Senin 24 Jan 2022 14:14 WIB

80 Orang Kontak Erat dengan 6 Pasien Omicron di Bandung di Tes PCR

Para pasien tersebut diduga terpapar dari penyebaran transmisi lokal.

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Agus Yulianto
Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Bandung, Yana Mulyana.
Foto: Dok Pemkot Bandung
Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Bandung, Yana Mulyana.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sebanyak 80 orang yang melakukan kontak erat dengan 6 pasien terkonfirmasi positif Omicron di Kota Bandung, telah menjalani tes PCR. Hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Bandung terhadap mereka, masih belum keluar.

Pelaksana tugas (Plt) Wali Kota Bandung Yana Mulyana menyebut, lima orang pasien terkonfirmasi Omicron menjalani isolasi terpadu di BPSDM Jabar yang berada di Kota Cimahi. Sedangkan satu orang lainnya menjalani isolasi mandiri.

"Kondisi semua semakin membaik dan kami trasing juga hasilnya belum keluar 80 orang yang melakukan kontak dengan enam orang ini," ujarnya disela-sela meninjau donor darah di Kawasan Trans Studio Mal, Kota Bandung, Senin (24/1/2022).

Dia mengungkapkan, keenam pasien Omicron tidak menjalani perjalanan ke luar negeri maupun kontak erat dengan pelaku perjalanan. Pihaknya, menduga para pasien tersebut terpapar dari penyebaran transmisi lokal.

"Saya mengimbau panik gak perlu masyarakat waspada kalau gak berkepentingan di rumah dan jaga prokes," katanya. Ia menuturkan virus Covid-19 selalu bermutasi dan upaya pencegahan dapat dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan.

Di tengah penyebaran Omicron di Kota Bandung, pihaknya juga sedang mengkaji kebijakan work from home (WFH) sebanyak 25 persen. Namun pihaknya belum memikirkan untuk membatasi kembali kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM yang sudah berjalan 100 persen.

"PTM kelihatan belum karena mau tes acak lagi. Kelompok satu 300 sekolah jangan ada klaster termasuk kelompok dua," katanya. Ia menyebut penyebaran varian Omicron cepat namun tingkat kefatalan rendah.

"Kita tetap mempersiapkan fasilitas kesehatan berupa 600-700 tempat tidur, mudah-mudahan nggak dipakai. Sekarang 5 persen dipakai," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement