Senin 24 Jan 2022 20:33 WIB

Asmara Abigail Serukan Kampanye Peduli Konservasi Penyu

Asmara Abigail serukan kampanye peduli konservari penyu di Pulau Serangan, Bali.

Aktris Asmara Abigail kini tengah menggelar kampanye bersama dengan BenihBaik.com. Dia mengajak orang-orang untuk bersama-sama peduli konservasi penyu di Pulau Serangan.
Foto: Gita Amanda/Republika
Aktris Asmara Abigail kini tengah menggelar kampanye bersama dengan BenihBaik.com. Dia mengajak orang-orang untuk bersama-sama peduli konservasi penyu di Pulau Serangan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktris Asmara Abigail kini tengah menggelar kampanye bersama dengan BenihBaik.com. Dia mengajak orang-orang untuk bersama-sama peduli konservasi penyu di Pulau Serangan. Pulau ini berada di wilayah Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Provinsi Bali, Indonesia, tepatnya di selatan pantai Sanur.

Pulau ini juga terkenal sebagai pusat konservasi kura-kura dan penyu. Pulau Serangan kini difokuskan untuk konservasi dan bukan untuk tujuan komersialisasi penyu dan kura-kura. Di sini juga banyak kegiatan konservasi yang dilakukan seperti merelokasi telur penyu di pantai dan dibawa ke tempat penangkaran untuk ditetaskan, kemudian setelah menetas, penyu yang berupa tukik ini akan dikembalikan ke habitatnya.

Baca Juga

Penyu merupakan binatang yang sudah ada sejak jutaan tahun lalu. Kemampuan adaptasinya yang tinggi membuat penyu bisa bertahan hingga saat ini walaupun penyu sudah dikatakan sebagai hewan langka dan dilindungi. Di dunia ada tujuh jenis penyu yang masih hidup, enam di antaranya ada di Indonesia dan dilindungi di Turtle Conservation and Education Center (TCEC). 

Turtle Education and Conservation Center (TCEC) berada di Jalan Tukad Wisata No. 4, Kelurahan Serangan, Denpasar. TCEC merupakan wahana konservasi yang diprakarsai oleh sejumlah tokoh pelestarian lingkungan di Bali, WWF, dan Pemerintah Provinsi Bali. Pilot project tempat ini dimulai pada tahun 1982, atas prakarsa antara lain Menteri Riset dan Teknologi ketika itu, B.J. Habibie.

"Sayangnya, sejak beroperasi 17 tahun lalu TCEC menghadapi krisis finansial. Krisis terbesar sejak pandemi COVID-19. Organisasi nirlaba ini berharap besar dari orang-orang yang memiliki kepedulian untuk membantu melalui sumbangan, sebab sumbangan tersebut sangat berarti karena pandemi ini," kata Asmara dalam keterangannya, dikutip Senin (24/1/2022).

Asmara ingin terlibat dalam upaya kebaikan ini karena sejak dua tahun organisasi nirlaba tersebut berusaha untuk menekan biaya tanpa harus mengurangi standar perawatan tiga jenis penyu yang ada di penangkaran. Biaya terbesar dari TCEC adalah biaya pakan penyu. Sebelumnya TCEC masih bisa mengatasi tanggungan pakan ikan dan rumput laut yang mana merupakan pakan yang baik untuk reptil tersebut, pada saat itu komunitas bisa fokus dalam kegiatan penting mengedukasi dan melatih masyarakat umum.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement