Sabtu 29 Jan 2022 16:53 WIB

Hanya Ridwan Kamil yang Disapa Sahabat, Zulhas: Ada Maksudnya

Zulhas mendorong gagasan Islam yang moderat dan toleran perlu digaungkan lagi.

Rep: Febrianto Adi Saputro, Haura Hafizhah/ Red: Agus raharjo
Ketua MPR RI Zulkifli Hasan (Zulhasan)  memberikan kuliah umum kepada ratusan mahasiswa Universitas Ibnu Khaldun (UIKA), Jumat (5/10).
Foto: mpr
Ketua MPR RI Zulkifli Hasan (Zulhasan) memberikan kuliah umum kepada ratusan mahasiswa Universitas Ibnu Khaldun (UIKA), Jumat (5/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan (Zulhas), secara khusus menyapa Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sebagai sahabat. Hal itu disampaikan Zulkifli dalam sambutannya di acara Zulhas Award di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Sabtu (29/1).

"Gubernur Jawa Barat, sahabat saya Ridwan Kamil," kata Zulkifli, Sabtu (29/1).

Baca Juga

Ia merahasiakan maksud sapaan untuk Ridwan Kamil tersebut. Namun, Zulhas menegaskan, panggilan sahabat untuk Ridwan Kamil memiliki maksud. "Saya panggil sahabat ada maksudnya, yang tahu Amanat Institute," ujarnya.

Dirinya juga menyapa Menteri BUMN Erick Thohir dan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dalam sambutannya. Tidak hanya itu Zulhas juga menyapa Ketua Majelis Pertimbangan PAN, Hatta Rajasa. "Saya berdiri di sini karena Pak Hatta," ujarnya.

Dalam pidatonya, Zulhas juga berbicara soal Islam tengah. Dirinya mendorong gagasan Islam yang moderat dan toleran. "Islam tengah harus kita perkuat kembali," ujarnya.

Zulkifli menyampaikan pentingnya positioning Islam yang moderat atau Islam Tengah di Indonesia. Menurutnya, Islam Tengah perlu dipahamkan kembali kepada publik luas, termasuk kepada para tokoh politik, tokoh bangsa, tokoh pers hingga tokoh budaya.

“Sehingga semangat berislam tidak dicurigai sebagai sikap keras atau radikal, pada saat yang sama sikap toleran juga tidak berarti mengabaikan batas-batas yang telah ditetapkan dalam agama. Bernegara tidak bisa dikerjakan dengan fanatisme tanpa mengayomi yang berbeda," kata Zulkifli.

Menurut Wakil Ketua MPR RI itu, posisi agama dan negara belakangan ini kembali dipersoalkan, padahal hal tersebut merupakan diskusi yang sudah selesai. Hubungan antara agama dan negara dalam konsep Indonesia bersifat simbiotik menjadi fusi sinergis yang harmonis.

Ia menambahkan munculnya perbenturan-perbenturan yang belakangan terjadi akibat digunakannya politik identitas harus diantisipasi, tafsir beragama dalam politik harus bisa mengayomi, mendamaikan berada di tengah. Publik Islam perlu memahami dan mengimplementasikan cara beragama yang tengahan atau moderat.

"Sudah saatnya kami membumikan kembali islam tengah, menjadikannya perbincangan publik Islam yang utama. Islam tengah merupakan sebuah konsep keislaman dan jalan kebangsaan yang perlu menjadi panduan bagi masyarakat dalam menjalani kehidupan sehari-hari," kata Zulhas.

PAN menggelar penganugerahan Zulhas Award. Sejumlah tokoh hadir di antaranya Menteri BUMN Erick Thohir, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Hadir juga sejumlah petinggi PAN.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement