REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Bogor sepakat menghentikan sementara pembelajaran tatap muka (PTM) di seluruh sekolah di Kota Bogor. Penyebabnya, angka kasus Covid-19 yang ditemukan di sekolah-sekolah kian meningkat.
Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, mengatakan, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor hingga saat ini tercatat ada 45 kasus Covid-19 yang ditemukan 14 sekolah tingkat SD, SMP, hingga SMA. “Dan kemungkinan akan menyebar dan klaster terbesar di Kota Bogor ini adalah keluarga dan luar kota. Jadi, kalau anak terkena di sekolah, maka akan membuat ledakan di klaster keluarga,” kata dia, Senin (31/1/2022).
Bima Arya mengatakan, jika PTM dilanjutkan, dikhawatirkan anak-anak yang terpapar Covid-19 juga bisa menulari lansia. Serta anggota keluarga yang memiliki penyakit bawaan atau komorbid.
Untuk sementara, kata Bima Arya, kegiatan belajar mengajar kembali dilaksanakan secara daring atau melalui pembelajaran jarak jauh (PJJ). Dia pun belum bisa memperkirakan hingga kapan PJJ dilaksanakan.
“Kita sepakati untuk menunda PTM di semua tingkatan, sampai waktu tidak ditentukan, sampai lonjakannya kembali melandai,” tegasnya.
Di samping itu, sambung dia, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor akan mempercepat vaksinasi untuk anak-anak usia 6-11 tahun, terutama dosis kedua. Serta menggencarkan vaksin booster untuk tenaga pendidik.
“Kita juga menyepakati untuk menahan atau mengingatkan pada warga untuk tidak berkumpul di keramaian dan lain lain, menutup jalur pedestrian Sistem Satu Arah (SSA) untuk akhir minggu. Menutup taman taman, tempat di kota bogor dan mengawasi secara ketat mal, tempat hiburan dan lain lain,” kata Bima Arya.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor, Hanafi, mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Kementerian Agama (Kemenag) yang membawahi MTs, MAN, dan pesantren. Juga Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Provinsi Jawa Barat yang membawahi SMK, SMA, dan SLB.
Hanafi mengatakan, koordinasi itu dilakukan lantaran kebijakan PTM harus berlaku secara komprehensif atau keseluruhan. Dia berharap, hasil koordinasi tersebut bisa selesai dalam waktu dekat.
“Jangan nanti konfirmasinya hanya Disdik saja, semuanya tingkat pendidikan formal dan non formal. Mau dibicarakan sekarang kan baru diputuskan, mudah-mudahan hasilnya secepatnya,” ucapnya.