Selasa 01 Feb 2022 05:33 WIB

PKS Ingatkan BNPT tak Membuat Kegaduhan Soal Terorisme di Ponpes

Aboe Bakar meminta BNPT bisa meredam informasi yang memicu kegaduhan agar tertutup.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Agus raharjo
Sekjen PKS dan anggota Komisi III DPR, Aboe Bakar Al-Habsy.
Foto: Dok pribadi
Sekjen PKS dan anggota Komisi III DPR, Aboe Bakar Al-Habsy.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Aboe Bakar Alhabsyi meminta Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) tidak menyebarkan informasi sensitif ke publik. Menurutnya informasi terkait dugaan temuan gerakan terorisme di pondok pesantren (ponpes) yang disampaikan Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar seharusnya disampaikan secara tertutup.

"Saya ingin ingatkan kepada BNPT kalau ada informasi itu cukup ditahan dulu nanti didengarkan, kalau mau bicara khusus dengan Komisi III, bicara, jangan di publik dikeluarkan. Sehingga kita bisa menyisir," kata Aboe di Jakarta, Senin (31/1).

Baca Juga

Anggota Komisi III DPR itu tak meyakini kebenaran informasi yang disampaikan Kepala BNPT tersebut. Dirinya mengingatkan bahwa kemerdekaan Indonesia tidak lepas dari pejuang-pejuang dari pondok pesantren.

"Jadi jangan mudah membuat gejolak dan kegaduhan yang cukup merepotkan di ujung-ujung tahun politik seperti ini," ujarnya.

"Saya katakan tolong sebagai lembaga yang sangat sensitif BNPT hal-hal yang sifatnya ke publik yang bisa membuat kegaduhan tolong diredam, informasi-informasi intelijen cukup di dalam sambil disisir," tegas Aboe Bakar.

Sebelumnya Kepala BNPT, Komjen Boy Rafli Amar, mengatakan BNPT menghimpun sejumlah pondok pesantren (ponpes) yang diduga terafiliasi dengan kelompok terorisme. BNPT mencatat 11 ponpes terafiliasi dengan Jamaah Anshorut Khilafah (JAK), 68 ponpes terafiliasi Jamaah Islamiyah (JI), dan 119 ponpes terafiliasi Anshorut Daulah/simpatisan ISIS.

"Tentunya ini juga merupakan bagian upaya-upaya dalam konteks pencegahan yang kami laksanakan di lapangan," ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement