Selasa 01 Feb 2022 17:46 WIB

Kasus Meningkat, Jokowi Minta PTM Dievaluasi

Jokowi mengingatkan jajarannya berhati-hati hadapi kenaikan kasus.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Indira Rezkisari
Presiden Joko Widodo
Foto: ANTARA/Setpres/Muchlis Jr
Presiden Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) khususnya di Jawa Barat, DKI Jakarta, dan juga Banten agar dievaluasi seiring dengan kenaikan kasus Covid-19. Hal ini disampaikannya saat rapat terbatas evaluasi PPKM secara virtual dari Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur pada Senin (31/1/2022) kemarin.

“Saya juga minta adanya evaluasi untuk pembelajaran tatap muka, utamanya di Jawa Barat, di DKI Jakarta, dan di Banten,” kata Jokowi dikutip dari siaran transkrip saat pengarahannya yang sempat diunggah di situs Setkab.go.id pada Selasa (1/2/2022).

Baca Juga

Dalam arahannya, Jokowi juga mengingatkan jajarannya agar meningkatkan kehati-hatian menghadapi kenaikan kasus saat ini. Ia menyebut, kasus aktif saat ini mengalami kenaikan hingga 910 persen, dari sebelumnya 6.108 kasus pada 9 Januari 2022 menjadi 61.718 kasus pada 30 Januari.

Sementara, penambahan kasus baru mengalami kenaikan 2.248 persen, dari 529 kasus pada 9 Januari menjadi 12.422 kasus pada 30 Januari. “Sekali lagi, hati-hati kita dalam menyikapi ini,” tambahnya.

Meskipun lonjakan kasus aktif ini tak diikuti dengan lonjakan angka kematian, Jokowi menegaskan kepada jajarannya agar tetap mewaspadai kondisi Covid-19 saat ini. Karena itu, Presiden meminta agar penanganan terhadap kasus varian Omicron dilakukan secara berbeda dibandingkan varian lainnya.

“Melihat karakteristik dari Omicron, menurut saya, kita harus menggunakan pendekatan penanganan yang berbeda,” ujarnya.

Ia ingin agar dalam jangka pendek, dilakukan penguatan di sisi hilir melalui sosialisasi dan edukasi secara masif. Masyarakat yang positif tanpa gejala, kata dia, diminta agar melakukan karantina mandiri dengan berkonsultasi ke dokter secara mandiri di berbagai fasilitas kesehatan dan juga telemedicine yang disiapkan.

“Dan kemudian stok obat-obatan yang ada di apotek-apotek ini betul-betul harus dikontrol keberadaannya,” ungkapnya.

Sementara itu di bagian hulu, Jokowi menginstruksikan agar dilakukan pencegahan transmisi lokal, khususnya di enam provinsi yang menjadi penyumbang kasus aktif terbesar. Ia meminta agar perkembangan kasus di enam provinsi tersebut diawasi dengan ketat serta meminta masyarakat agar tetap tenang dan tak panik.

“Kemudian juga disiplin protokol kesehatan bersama TNI dan Polri, terutama 3M yang masif dan juga pelacakan kontak erat. Ini seperti yang sudah kita lakukan,” lanjut dia.

Baca juga : Kemendikbudristek: Aturan PTM Sudah Adaptif Terhadap Dinamika Pandemi

Presiden juga meminta agar disiplin dalam melakukan pengetatan di pintu-pintu masuk kedatangan. Ia ingin agar pelaksanaan proses karantina terhadap pelaku perjalanan luar negeri dilakukan dengan benar.

Jokowi mengaku masih mendengar adanya permainan dalam proses karantina ini. Karena itu, ia meminta Kapolri agar mengusut tuntas masalah ini.

“Saya masih mendengar dan ini saya minta Kapolri untuk mengusut tuntas permainan yang ada di karantina. Sudah, karena saya sudah mendengar dari beberapa orang asing komplain ke saya mengenai ini,” jelas Jokowi.

Selain itu, ia juga meminta dilakukan percepatan vaksinasi Covid-19 baik dosis pertama, kedua, dan juga vaksinasi booster, termasuk capaian vaksinasi bagi anak usia 6-11 tahun dan lansia.

Baca juga : Pasien Omicron Gejala Ringan Disarankan tidak Dirawat di RS

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement