Kamis 03 Feb 2022 07:51 WIB

Pembangunan Museum Holocaust di Tondano Dinilai tak Selaras Sikap Resmi RI

Presiden Jokowi pernah menyatakan boikot produk-produk Israel.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Agus raharjo
Direktur Crisis Center For Rohingya (CC4R) PKS Sukamta memberikan keterangan dalam acara penyerahan dana donasi aksi bela Rohingya 169 di Kantor DPP PKS, Jakarta, Senin (25/9).
Foto: Republika/Prayogi
Direktur Crisis Center For Rohingya (CC4R) PKS Sukamta memberikan keterangan dalam acara penyerahan dana donasi aksi bela Rohingya 169 di Kantor DPP PKS, Jakarta, Senin (25/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sukamta, mengomentari terkait kehadiran Museum Holocaust  yang dibangun oleh komunitas Yahudi di Tondano, Minahasa, Sulawesi Utara. Sukamta menilai isu tersebut cukup sensitif di Indonesia.

Sukamta mengatakan, negara Israel identik dengan Yahudi, meskipun ada Yahudi yang tidak sepakat dengan berdirinya Negara Israel. Menurutnya, Indonesia sejak dulu tidak mengakui Israel karena kelakuannya yang terus menjajah tanah Palestina.

Baca Juga

"Israel telah melakukan aneksasi terhadap wilayah Palestina hingga sekarang. Di tengah isu normalisasi hubungan Israel dan Indonesia yang sempat mencuat belum lama ini, lalu muncul berdirinya museum ini, wajar jika tokoh-tokoh nasional dan masyarakat kita mengecam," kata Sukamta dalam keterangan tertulisnya, Kamis (3/2/2022).

Sukamta juga menilai hal ini juga tidak selaras dengan sikap resmi Pemerintah RI terhadap isu Palestina yang menentang penjajahan oleh Israel. "Bahkan Presiden Jokowi beberapa waktu lalu pernah menyatakan boikot terhadap produk-produk Israel," ujarnya.

Ketua DPP PKS Bidang Pembinaan dan Pengembangan Luar Negeri ini menyarankan pemerintah melakukan beberapa langkah dalam permasalahan ini. Pertama, pemerintah dalam hal ini Menteri Luar Negeri perlu memanggil Dubes Jerman untuk Indonesia guna meminta penjelasan atas kehadirannya dalam peresmian Museum Holocaust di Tondano.

Hal ini mengingat beliau ditugasi di negara Indonesia yang tidak menjalin hubungan diplomatik dengan bangsa Yahudi dan Negara Israel. Kedua, ia mendesak pemerintah menutup Museum Holocaust di Tondano.

Museum ini tujuannya dibangun untuk mengingat kekejaman Nazi Jerman. Tapi pembuat museum (Bangsa Yahudi Israel) saat ini masih melakukan kekejaman kepada rakyat Palestina.

"Indonesia akan terus memperjuangkan kemerdekaan Palestina demi mewujudkan cita-cita pendiri bangsa Indonesia dalam pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 untuk membebaskan dunia dari penjajahan. Indonesia tidak akan mengakui Negara Israel selama masih menjajah Palestina," tegasnya.

Sukamta juga berpesan agar permasalahan ini segera dituntaskan sehingga tidak membuat kegaduhan lebih besar yang sebetulnya tidak perlu. Menurutnya, lebih baik energi diarahkan untuk menghadapi pandemi yang belum juga reda.

Pembangunan museum Holocaust diketahui dari unggahan Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Ina Lepel di akun Twitternya. Dalam cicitan Ina Lepel di akun @GermanAmbJaka, ia mengaku museum Holocaust dibuka bertepatan dengan hari Holocaust Internasional.

Baca juga : Gus Wafi Minta Pemerintah Tutup Museum Holocaust di Minahasa

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement