REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Pemerintah Kota Cirebon menunda kegiatan yang menimbulkan kerumunan massa. Hal itu menyusul meningkatnya kasus positif Covid-19 di Kota Cirebon.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cirebon, Agus Mulyadi, mengatakan, untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19, maka kegiatan yang berpotensi menimbulkan kerumunan massa diminta untuk ditunda. Sedangkan kegiatan yang sudah mendapatkan izin dan belum terlaksana, diminta untuk dijadwalkan ulang.

"Ada beberapa yang sudah dapat izin. Diminta di-reschedule," kata Agus, Kamis (3/2).

Agus mengakui, meski kasus Covid-19 yang dialami warga Kota Cirebon mengalami peningkatan, namun sebagian besar hanya mengalami gejala ringan. Bahkan, adapula yang tidak bergejala.

Sebagian besar penderita Covid-19 itu hanya menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing. Meski adapula yang melakukan isolasi di rumah sakit swasta.

"(Penderita yang isolasi di rumah sakit) itu karena di rumahnya tidak memungkinkan untuk melakukan isolasi mandiri," kata Agus.

Sementara itu, untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 yang semakin meluas, Pemkot Cirebon juga melakukan percepatan vaksinasi Covid-19 dosis kedua untuk anak usia 6-11 tahun. "Saat ini sudah mulai berjalan. Kita harapkan kecepatan dosis kedua secara kualitas dan kuantitas sama dengan dosis pertama," kata Agus.

Pada dosis pertama vaksinasi anak 6-11 tahun di Kota Cirebon, kecepatannya mencapai dua minggu. Untuk itu, pada vaksinasi dosis kedua, diharapkan juga bisa rampung dua minggu dikarenakan mereka berkejaran dengan pandemi.

Selain itu, vaksinasi booster juga terus digenjot. Salah satunya ditujukan kepada para guru dan tenaga kependidikan.

Sementara itu, berdasarkan data dari Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Kota Cirebon, pada Kamis, 3 Februari 2022 terjadi penambahan 21 kasus terkonfirmasi positif Covid-19. Dengan penambahan pada hari ini, maka total warga Kota Cirebon yang terpapar Covid-19 saat ini berjumlah 61 orang. 

Ikuti Whatsapp Channel Republika