REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pemerintah Rusia mendesak Amerika Serikat (AS) untuk berhenti mengobarkan ketegangan di benua Eropa. Hal itu disampaikan setelah Washington mengumumkan akan mengerahkan 3.000 tentaranya ke Eropa Timur sebagai respons atas ketegangan Rusia-Ukraina.
“Kami terus menerus mendesak mitra Amerika kami untuk berhenti meningkatkan ketegangan di benua Eropa. Sayangnya, Amerika terus melakukannya,” ujar juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada awak media, Kamis (3/2/2022).
Dia pun mengomentari tentang pengerahan 3.000 tentara AS ke Eropa Timur. “Jelas, ini bukan langkah yang ditujukan untuk meredakan ketegangan. Sebaliknya, ini adalah tindakan yang mengarah pada peningkatan ketegangan,” kata Peskov.
Dengan pengerahan pasukan AS, Peskov menilai, kekhawatiran Rusia atas ekspansi Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) ke arah timur valid dan dapat dibenarkan. “Setiap tindakan yang diambil Rusia untuk memastikan keamanan dan kepentingannya sendiri juga logis,” ucapnya.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg telah menyambut keputusan AS mengerahkan 3.000 tentaranya ke Eropa Timur. “Ini adalah sinyal kuat dari komitmen AS dan datang di atas kontribusi AS lainnya baru-baru ini untuk keamanan bersama kami,” katanya dalam sebuah pernyataan, Rabu (2/2/2022).
Dia menekankan, pengerahan pasukan AS meningkatkan pertahanan kolektif NATO. “Penempatan NATO bersifat defensif dan proporsional, serta mengirikan pesan yang jelas bahwa NATO akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk melindungi dan membela semua sekutu,” ucapnya.
Pentagon telah mengumumkan bahwa 1.000 tentara AS akan dipindahkan dari Jerman ke Rumania. Sementara 2.000 tentara lainnya bakal dikirim dari Negara Bagian North Carolina ke Jerman dan Polandia. Juru bicara Pentagon John Kirby mengungkapkan, situasi di dekat Ukraina menuntut AS memperkuat posisi pencegahan dan pertahanannya di sisi timur NATO.
Selain AS, baru-baru ini Denmark, Spanyol, dan Belanda memutuskan lebih banyak pasukan udara serta angkatan laut ke wilayah Baltik dan Laut Hitam. AS dan NATO telah menuduh Rusia merencanakan serangan ke Ukraina. Moskow disebut telah mengerahkan lebih dari 120 ribu tentara di perbatasannya, termasuk menempatkan tank-tank dan artileri. Rusia juga mengerahkan pasukannya ke perbatasan Belarusia, tepat di utara Ukraina. Kendati demikian, Rusia telah berulang kali membantah tuduhan yang menyebutnya mempunyai intensi menyerang Kiev.