Sabtu 05 Feb 2022 09:13 WIB

Didoakan Jadi Presiden oleh Wali Kota Cirebon, Ini Respons Kang Emil

Revitalisasi Alun-alun Sangkala Buawa merupakan janji Kang Emil jadi Gubernur Jabar.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agus raharjo
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat meresmikan penataan jalan penghubung antara Jabar-Jateng, tepatnya di Ciledug Kabupaten Cirebon dengan Kabupaten Brebes, Jumat (4/2/2022).
Foto: Foto: Biro Adpim Jabar
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat meresmikan penataan jalan penghubung antara Jabar-Jateng, tepatnya di Ciledug Kabupaten Cirebon dengan Kabupaten Brebes, Jumat (4/2/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil atau yang biasa disapa Kang Emil, didoakan agar bisa menjadi presiden Indonesia. Doa itu disampaikan Wali Kota Cirebon, Nahsrudin Azis, melalui pantun saat memberikan sambutan dalam peresmian Alun-alun Sangkala Buana Keraton Kasepuhan Cirebon, Jumat (4/2) sore. 

"Dolan ning batur gawa pepsoden. Semoga Pak Gubernur jadi presiden,’’ ujar Azis, yang langsung disambut tepuk tangan para tamu yang hadir.

Baca Juga

Sebelum menyampaikan pantun itu, Azis mengucapkan terima kasih kepada Pemprov Jabar, yang telah memberikan perhatian besar dalam pelaksanaan revitalisasi Alun-alun Sangkala Buana. Dengan revitalisasi itu, maka alun-alun tersebut kini memiliki wajah baru yang terlihat megah.

"Kita menyaksikan betapa gigihnya gubernur kita, Pak Ridwan Kamil, di dalam membangun Jabar. Ini adalah bukti bahwa beliau sangat memprhatikan masyarakat Jabar, termasuk di dalamnya melestarikan kebudayaan yang ada di Jabar," tutur Azis.

Sementara itu, Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, menyampaikan terima kasih atas pantuan yang disampaikan wali kota. Dia kemudian menjawab pantun tersebut dengan pantun lagi.

"Membeli bata untuk seserahan. Doa terakhir wali kota semoga dikabul Tuhan," ujar Kang Emil, yang disambut teriakan ‘cakeep’ dan tepukan tangan para tamu yang hadir.

Kang Emil mengaku hadir ke tempat tersebut untuk mempersembahkan sebuah janji. Salah satunya perbincangannya dengan Sultan Sepuh XIV, almarhum PRA Arief Natadiningrat. Sosok sultan sepuh itu juga yang dulu telah mengingatkan dan membimbingnya tentang sejarah. Begitu pula pesan Bung Karno, agar jangan sekali-kali meninggalkan sejarah.

"Pergi ke Patimban di hari Jumat, pergi ke Italia belanja tomat. Saya pengemban amanat rakyat, saya ini pemulia sejarah Jawa Barat," ujar Kang Emil kembali berpantun.

Kang Emil pun mengaku mengemban amanah menjadi gubernur sebagai sarana beribadah melalui jabatan, dan sarana bekerja mewujudkan cita-cita. Menurutnya, semua kiprahnya selama ini bukan bermaksud sebagai pencitraan.

Kang Emil menambahkan, Alun-alun Sangkala Buana merupakan bagian dari sejarah. Dia sengaja mempertahankan unsur tradisional dari keraton sehingga nilai keraton tetap terjaga.

Alun-alun Sangkala Buana terletak tepat di depan Keraton Kasepuhan maupun Masjid Agung Sang Cipta Rasa. Alun-alun tersebut kini memiliki gerbang berbentuk candi bentar yang nampak anggun. Alun-alun pun dilengkapi tempat duduk bagi pengunjung.

Pepohonan yang ada di sekeliling alun-alun membuat rindang. Pedagang kaki lima (PKL) pun ditata sehingga menjadi rapih. Alun-alun itu disebut sebagai destinasi wisata baru yang menarik di Cirebon.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement