Kamis 10 Feb 2022 06:51 WIB

Naskah Khutbah Jumat Mukmin Akrab

Salah satu naskah khutbah Jumat yang disampaikan oleh pendakwah lulusan Madinah.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Muhammad Hafil
 Naskah Khutbah Jumat Mukmin Akrab. Foto ilustrasi:  Umat Islam mendengarkan khutbah shalat Jumat di Masjid Nurul Islam, Palangakaraya, Kalimantan Tengah, Jumat (16/7/2021). Meskipun pemerintah daerah setempat mengeluarkan surat edaran meniadakan sementara kegiatan di rumah ibadah guna menekan laju penularan COVID-19, sejumlah masjid di daerah tersebut tetap menggelar shalat Jumat secara berjamaah di saat pelaksanaan pengetatan PPKM berskala mikro.
Foto: ANTARA/Makna Zaezar
Naskah Khutbah Jumat Mukmin Akrab. Foto ilustrasi: Umat Islam mendengarkan khutbah shalat Jumat di Masjid Nurul Islam, Palangakaraya, Kalimantan Tengah, Jumat (16/7/2021). Meskipun pemerintah daerah setempat mengeluarkan surat edaran meniadakan sementara kegiatan di rumah ibadah guna menekan laju penularan COVID-19, sejumlah masjid di daerah tersebut tetap menggelar shalat Jumat secara berjamaah di saat pelaksanaan pengetatan PPKM berskala mikro.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Khutbah Jumat adalah salah satu rangkaian ibadah sholat Jumat. Berikut ini adalah salah satu naskah khutbah Jumat yang ditulis oleh pendakwah lulusan S2 jurusan Aqidah, Universitas Islam Madinah, Abdullah Zaen, Lc., MA.

KHUTBAH PERTAMA:

Baca Juga

إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

أَمَّا بَعْدُ، فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ، وَخَيْرَ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ.

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، اَللَّهُمَّ باَرِكْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ باَرَكْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

Jama’ah Jum’at rahimakumullah…

Marilah kita meningkatkan ketaqwaan kepada Allah ta’ala secara serius. Yaitu dengan mengamalkan apa yang diperintahkan oleh-Nya dan Rasul-Nya shallallahu ’alaihi wasallam. Serta menjauhi apa yang dilarang oleh-Nya dan Rasul-Nya shallallahu ’alaihi wasallam.

Jama'ah Jum'at yang semoga dimuliakan Allah...

Mukmin sejati adalah seseorang yang memiliki hubungan baik dengan Allah dan juga hubungan baik dengan sesama. Ia rajin shalat, juga berbakti kepada orang tua. Ia giat mengaji, juga ramah kepada anak dan istri. Ia selalu berupaya menunaikan hak-hak Allah, sebab yang mengaruniakan segalanya adalah Allah. Ia juga berusaha menunaikan hak-hak sesama, karena di dunia ini ia tidak bisa hidup sendirian.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan,

"الْمُؤْمِنُ ‌يَأْلَفُ ‌وَيُؤْلَفُ"

“Mukmin sejati adalah yang mudah akrab dengan orang lain dan orang lain mudah akrab dengannya”. HR. Thabaraniy dalam al-Ausath dan dinilai hasan oleh al-Albaniy.

Mudahnya keakraban ini muncul karena kebersihan hati mukmin dan kebaikan akhlaknya. Ia bukan serigala yang berbulu domba. Terlihat ramah, namun sebenarnya hatinya busuk. Justru hati mukmin sejati itu bersih, tidak memendam rasa iri, dengki dan niat jahat; sehingga ketulusan senyumnya membuat orang lain nyaman untuk berdekatan dengannya, bahkan betah berlama-lama dengannya.

Kaum muslimin dan muslimat yang kami hormati…

Mukmin sejati senantiasa akrab dengan ayah dan ibunya, sekalipun keduanya berbeda agama. Apalagi jika beliau berdua seiman dan seagama. Allah ta’ala berpesan,

"وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلى أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلا تُطِعْهُمَا ‌وَصَاحِبْهُمَا ‌فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا"

Artinya: “Jika ibu bapakmu memaksamu untuk menyekutukan Aku, padahal engkau tidak memiliki sedikitpun bukti adanya tuhan selain Aku, janganlah engkau menaati keduanya. Sekalipun demikian, bergaullah dengan ibu bapakmu di dunia ini secara baik”. QS. Luqman (31): 15.

Mukmin sejati senantiasa akrab dengan pasangannya. Suami menyayangi istrinya, begitupula istri menyayangi suaminya. Nyaman berbincang dan bercengkerama. Saling memperhatikan dan menghargai. Bukan justru masing-masing sibuk bergadget ria dan menghabiskan waktu untuk berselancar di dunia maya. 

Munculnya riak-riak kecil rumah tangga yang tidak bisa dihindari, malah akan membuat hubungan mereka berdua semakin hangat dan harmonis. Sebab kebahagiaan kerap akan bisa dirasakan, justru setelah melewati berbagai macam kesulitan.

Mukmin sejati selalu akrab dengan putra-putrinya. Manakala keluar rumah, kepulangannya dirindukan oleh sang buah hati. Bukan justru kepergiannya disambut girang oleh anak-anaknya, karena keberadaannya membuat suasana rumah mencekam dan menyeramkan. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement