REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri menangkap lima terduga terorisme jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dan Jamaah Islamiyah (JI), Kamis (10/2). Dua penangkapan terduga jaringan JAD, dilakukan tim antiteror kepolisian tersebut di wilayah Jogjakarta. Sedangkan tiga terduga anggota jaringan JI ditangkap di Bengkulu.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Brigadir Jenderal Ahmad Ramadhan mengatakan, penangkapan di Jogja dilakukan terhadap inisial RAU, laki-laki kelahiran 1990, dan inisial SU, laki-laki kelahiran 1970.
“RAU dan SU merupakan anggota JAD wilayah DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta),” kata Ramadhan, dalam siaran pers yang diterima wartawan di Jakarta, Kamis (10/2).
Dari catatan Densus 88, Ramadhan menjelaskan tentang sepak terjang dua terduga anggota JAD tersebut. RAU diketahui pada 2014 pernah berbaiat dengan amir daulah Islamiyah, Abu Bakar al-Baghdadi, pemimpin ISIS.
RAU juga dikatakan berbaiat diri pada 2019 terhadap amir daulah Islamiyah al-Hasyimi. Sepak terjang RAU dalam aktivitas dugaan terorisme di Indonesia pernah melakukan kegiatan uji coba bom di Gunung Sepuh, Bantul, pada 2018. RAU ditangkap Densus 88 di wilayah Tegalrejo, Kota Jogja.
Sedangkan terhadap SU, penangkapan dilakukan Densus 88 di wilayah Sewon, Bangunharjo, Bantul. SU, dikatakan pernah berbait kepada ISIS pada 2016. Pada 2019, SU mengulangi baitnya kepada kelompok terorisme global ISIS al-Hasyimi.
Dalam catatan Densus 88 disebut SU pada 2016-2019 mengikuti pelatihan paramiliter IDAD bersama kelompoknya JAD Jogja. “Dan SU, pernah merencanakan untuk melakukan aksi amaliyah dengan penyerangan terhadap kantor Polisi,” kata Ramadhan.
Sementara penangkapan terpisah juga dilakukan Densus 88 di wilayah Bengkulu. Tiga yang ditangkap yakni CA, M, dan R. “Tiga orang tersebut adalah jaringan JI (Jamaah Islamiyah) yang terhubung dengan JI Palembang, Riau, dan Sumut (Sumatera Utara),” kata Ramadhan.
Kata dia, CA, M, dan R, sebetulnya terduga anggota JI yang sudah masuk dalam dalam target operasi. Namun merese disebut kerap berhasil sembunyi dan kabur.