REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam pengembangan keilmuan dan profesi, Prof Abdurrohman Kasdi belum lama ini berhasil menjadi profesor termuda di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus. Sebelum mencapai gelar akademik tertinggi ini, dia juga pernah kuliah di Universitas Al Azhar Mesir dengan mengambil jurusan Syariah wal Qanun.
Berkaca pada pengelolaan wakaf di Universitas Al Azhar, dia pun menulis disertasi tentang Wakaf Produktif Al Azhar Mesir saat menempuh pendidikan program S3 di UIN Wali Songo Semarang.
"Saya melihat Al Azhar itu punya potensi besar di dalam pengembangan wakaf, terutarama untuk pendidikan," ujar Prof Dur kepada Republika, Rabu (9/10/2022).
Selama ini, menurut dia, banyak orang yang mengkaji Al Azhar hanya pada aspek pendidikannya saja. Karena itu, Prof Dur mencoba mengangkat tentang sisi lain dalam pengembangan pendidikan Al Azhar, yaitu wakaf produktif.
"Nah, ternyata memang di situlah saya menemukan bahwa wakaf itu punya peran penting di dalam pengembangan Al Azhar," ucap Direktur Pascasarjana IAIN Kudus ini.
Prof Dur menjelaskan, wakaf di Al Azhar tidak hanya berperan penting dalam pengembangan pendidikan, tapi juga berkontribusi besar bagi pemerintah Mesir sendiri. Menurut dia, inilah yang perlu diangkat dan penting untuk diketahui oleh seluruh citivitas dan seluruh pengkaji mengenai masalah keilmuan, terutama yang terkait dengan wakaf.
"Bahkan, sebenarnya Al Azhar pada 1967 ketika terjadi perang Arab-Israel itu, itu sebenarnya pemerintah Mesir itu pinjam kepada Al Azhar untuk membantu pendanaan itu. Jadi, betapa besarnya Al azhar itu dengan aset-aset tersebut," kata Prof Dur.