Jumat 11 Feb 2022 17:34 WIB

Harga Kedelai Dunia Mahal, Kemendag: Harga Tahu Tempe Bakal Naik 

Harga kedelai diprediksi naik mulai Mei dan perlahan turun mulai Juli.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Fuji Pratiwi
Pekerja menyelesaikan produksi tahu di Pasir Koja, Bandung, Jawa Barat, Jumat (11/2/2022). Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyampaikan harga kedelai beserta produk turunannya terutama tahu dan tempe diprediksi bakal mengalami kenaikan dalam beberapa bulan ke depan.
Foto: ANTARA/Raisan Al Farisi
Pekerja menyelesaikan produksi tahu di Pasir Koja, Bandung, Jawa Barat, Jumat (11/2/2022). Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyampaikan harga kedelai beserta produk turunannya terutama tahu dan tempe diprediksi bakal mengalami kenaikan dalam beberapa bulan ke depan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyampaikan harga kedelai beserta produk turunannya terutama tahu dan tempe diprediksi bakal mengalami kenaikan dalam beberapa bulan ke depan dan baru akan turun pada Juli. Kenaikan harga itu disebabkan oleh faktor kenaikan harga internasional imbas penurunan produksi negara-negara produsen.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kemendag, Oke Nurwan, mengatakan, berdasarkan data Chicago Board of Trade (CBOT) pekan pertama Februari 2022, harga kedelai sudah mencapai 15,79 dolar AS per bushel atau sekitar Rp 11.240 per kg di tingkat importir.

Baca Juga

"Harga itu diperkirakan akan terus mengalami kenaikan dan menurut informasi yang diterima, kenaikannya hingga pada Mei yang harganya mencapai 15,79 dolar AS per bushel dan baru akan turun pada Juli menjadi 15,74 dolar AS per bushel. Turunnya itu tidak langsung signifikan," kata Oke dalam konferensi pers virtual, Jumat (11/2/2022).

Oke mengatakan, dengan proyeksi perkembangan harga internasional itu, maka kedelai impor bisa dihargai sekitar Rp 11.500 per kg. Dengan tingkat harga kedelai itu, harga produk tempe diperkirakan mencapai Rp 10.300 per kg di tingkat pengrajin dan harga tahu sekitar Rp 650 per potong.

"Jika harga kedelai tidak tertahankan naik sampai Rp 12 ribu per kg, maka harga tempe naik menjadi Rp 10.600 per kg dan tahu sekitar Rp 700 per potong," kata Oke.

Ia pun meminta masyarakat untuk memahami kenaikan harga tahu dan tempe. Apalagi, proyeksi kenaikan harga itu juga akan melewati bulan Ramadhan dan momen Idul Fitri di mana kebutuhan berbagai bahan pangan pokok akan meningkat dan ikut mengerek kenaikan harga.

"Ini perlu kita sampaikan ke masyarakat luas karena Indonesia sangat besar ketergantungannya dari kedelai impor karena produksi dalam negeri tidak bisa memenuhi," katanya.

Tercatat, dari total kebutuhan kedelai untuk tahu tempe sebanyak 3 juta ton per tahun, kedelai impor berkontribusi hingga 80 persen dari kebutuhan. Sisanya, dipenuhi dari produksi lokal para petani.

Lebih lanjut, Oke, menjelaskan, salah satu pemicu peningkatan harga saat ini akibat produksi kedelai yang turun. Di Brazil, misalnya, produksi pada Januari lalu diperkirakan menurun dari biasanya 140 juta ton menjadi menjadi 125 juta ton.

Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo) juga menyampaikan, AS yang merupakan produsen kedelai juga mengalami kenaikan harga akibat laju inflasi yang mencapai 7 persen. Tingginya inflasi tersebut menyebabkan kenaikan biaya produksi kedelai di sana. Di satu sisi, ketidakpastian cuaca saat ini juga mengakibatkan petani kedelai di AS menaikkan harganya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement