Rabu 16 Feb 2022 23:12 WIB

Tetap Jalankan Prokes, Omicron 20 Kali Lebih Menular dibandingkan Delta

Omicron juga bisa menembus kekebalan tubuh seseorang yang sudah divaksinasi.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Friska Yolandha
Wisatawan memakai masker usai ditegur Satgas Covid-19 Yogyakarta di kawasan Titik Nol Yogyakarta, Rabu (9/2/2022). Ketua Satuan Tugas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban mengingatkan Covid-19 varian omicron mudah menular hingga 20 kali lebih cepat dibandingkan Covid-19 varian delta.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Wisatawan memakai masker usai ditegur Satgas Covid-19 Yogyakarta di kawasan Titik Nol Yogyakarta, Rabu (9/2/2022). Ketua Satuan Tugas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban mengingatkan Covid-19 varian omicron mudah menular hingga 20 kali lebih cepat dibandingkan Covid-19 varian delta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Satuan Tugas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban mengingatkan Covid-19 varian omicron mudah menular hingga 20 kali lebih cepat dibandingkan Covid-19 varian delta. Varian omicron juga bisa menembus kekebalan tubuh orang yang telah mendapatkan vaksin Covid-19 dosis lengkap.

"Omicron ini amat sangat mudah menular. Bisa dikatakan potensi penularannya lebih dari 20 kali (lebih cepat) dibandingkan delta," ujarnya saat mengisi konferensi virtual bertema 'Indonesia dalam Gelombang Ketiga Pandemi, Bagaimana Menghadapinya?' pada Rabu (16/2/2022).

Baca Juga

Tak hanya itu, Zubairi mengingatkan omicron juga bisa menembus kekebalan tubuh seseorang yang sudah mendapatkan vaksin Covid-19 dua dosis suntikan. Bahkan, Zubairi menemukan satu hingga dua kasus pasien yang sudah mendapatkan vaksin Covid-19 penguat (booster) ternyata masih tertular virus ini. 

Kendati demikian, kondisi orang yang sudah mendapatkan booster saat terinfeksi virus ternyata kondisinya lebih ringan. Saat ini, Zubairi melanjutkan, lebih dari 95 persen dari total kasus Covid-19 yang tersebar di Jawa-Bali disebabkan oleh omicron. 

Untuk mencegah penularan, Zubairi mengingatkan jangan lupa protokol kesehatan yaitu memakai masker. Ini penting dilakukan karena masih tingginya penularan virus. 

Maskernya jangan jenis kain melainkan N95 atau KN95. "Masker N95 untuk seluruh masyarakat, bukan hanya tenaga kesehatan. Jadi, jangan pakai masker kain lagi," katanya. 

Ia menambahkan, beberapa negara telah menetapkan kebijakan supaya warganya memakai masker N95 atau KN95. Terkait harga masker N95, Zubairi mengatakan sebenarnya tidak mahal. Sudah banyak masker N95 yang murah.

"Kalau mulai sulit menemukan masker N95 maka boleh mencari masker bedah. Kalau misalnya (ketika mencari) masker bedah kemudian menimbulkan krisis berat maka pakai masker apapun lebih baik dibandingkan tidak pakai masker," ujarnya. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement