REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Dalam rangka menambah wawasan dan pengetahuan, Lembaga Bahasa Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) melakukan studi banding ke PLTI Yogyakarta. Studi banding dilngsungkan pada Kamis (10/2/2022).
Studi banding Tim Lembaga Bahasa Universitas BSI ke Pusat Layanan Tes Indonesia (PLTI) Yogyakarta ini bertujuan menggelar audiensi atau sharing section terkait Test of English Profeciency Test dan Test Potensi Dasar Akademik (TPDA) dosen. Selain itu, tim Lembaga Bahasa Universitas BSI juga mengajukan kerja sama sebagai mitra PLTI.
Hadir pada acara studi banding ini adalah Agus Priadi selaku Kaprodi Bahasa dan Sastra Inggris, Jimmi selaku Kepala Lembaga Bahasa, serta Yanti Rosalinah dan Ary Iswanto Wibowo selaku Staff Lembaga Bahasa Universitas BSI. Acara ini juga dihadiri Direktur PLTI Yogyakarta Ari Purnawan
Agus Priadi menjelaskan proses pengajuan menjadi mitra PLTI ditujukan untuk membantu pihak dosen Universitas BSI dalam menunggu jadwal dari pihak PLTI, sebagai salah satu syarat dalam melakukan sertifikasi dosen (serdos). “Pengajuan mitra ini dilakukan guna mengakomodir kebutuhan dosen-dosen di lingkungan Universitas BSI dalam memenuhi salah satu syarat sertifikasi dosen yaitu TOEP dan TPDA. Telah sampai pada tahap menunggu jadwal dari pihak PLTI, terkait pengecekan sarana dan prasarana,” kata Agus.
Ari Purnawan mewakili pihak PLTI menuturkan, pengecekan sarana dan prasarana dilakukan dengan memastikan perangkat-perangkat yang ada di dalam Lab Bahasa Universitas BSI sesuai standar sebagai mitra PLTI. Menurutnya jadwal visitasi belum dapat direalisasikan mengingat Covid-19 yang masih terus berkembang.
“Untuk saat ini, kami belum dapat memberikan jadwal visitasi mengingat wabah Covid-19 yang semakin meningkat. Jadwal visitasi akan segera dilakukan setelah melihat kondisi terkini dari wabah pandemi Covid-19. Terkait soal-soal yang terdapat di PLTI, untuk soal TOEP merupakan produk dari TEFLIN (Teaching English as Foreign Language in Indonesia) dan untuk TPDA merupakan produk dari (Himpunan Psikologi Indonesia),” ungkap Ari.
Ikuti Whatsapp Channel Republika