Ahad 20 Feb 2022 15:29 WIB

Lazismu Targetkan Pengumpulan Dana Ramadhan Rp 111 Milyar

Level 3 dan 4 berdampak pada kondisi pertumbuhan ekonomi nasional

Rep: rossi handayani/ Red: Hiru Muhammad
Lembaga Amil Zakat Infaq dan Sadaqah Muhammadiyah (LazisMu) memberikan beasiswa kepada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Eva Nursifa Fauziah Suwandi, yang terdampak pandemi Covid-19. Mahasiswa Teknik Industri UMS tersebut menerima Beasiswa Sang Surya dari LazisMu pada Rabu (11/8).
Foto: istimewa
Lembaga Amil Zakat Infaq dan Sadaqah Muhammadiyah (LazisMu) memberikan beasiswa kepada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Eva Nursifa Fauziah Suwandi, yang terdampak pandemi Covid-19. Mahasiswa Teknik Industri UMS tersebut menerima Beasiswa Sang Surya dari LazisMu pada Rabu (11/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ketua Badan Pengurus Lembaga amil zakat infak dan sedekah Muhammadiyah (Lazismu) Pusat, Mahli Zainuddin Tago mengatakan, terdapat empat persiapan yang dilakukan dalam menghadapi Ramadhan 1443 Hijriah. 

"Persiapan Ramadhan 1443 hijriah, pertama rapat koordinasi khusus Ramadhan 1443 Hijriah, kedua mengembangkan sistem program Ramadhan berbasis IT," kata Mahli pada Ahad (20/2).

Baca Juga

Mahli melanjutkan, ketiga Lazismu mempersiapkan program-program penghimpunan dan penyaluran Ramadhan. Terakhir, mempersiapkan penugasan penanggung jawab program Ramadhan 1443 Hijriah.  "Target Nasional fundraising Ramadhan 1443 Hijriah  sebesar Rp 111,6 Milyar," kata Mahli.

Adapun akibat penerapan PKKM level tiga dan empat pada kuartal ke tiga 2021 berdampak pada kondisi pertumbuhan ekonomi nasional hanya pada angka 1,5 persen dari kuartal sebelumnya. Sementara dari kuartal ke tiga 2020 pertumbuhannya sebesar 3,5 persen. 

Namun jika melihat data inflasi triwulan terakhir dari BPS bahwa inflasi naik sangat tajam secara berurutan. Tren naiknya inflasi ini jika pemerintah tidak mampu mengedalikan akan berdampak buruk pada perekonomian nasional.

"Tahun 2022 merupakan tahun pemulihan sejak dihantam gelombang covid-19 dan saat ini mulai menaik penularan varian baru omicron. Pertumbuhan ekonomi mulai memberikan hasil baik dan inflasi juga ikut naik pada triwulan ke empat 2021 namun masyarakat muslim Indonesia tidak surut dalam menunaikan ibadah zakat, infak dan sedekah ke Lembaga zakat dan Lembaga filantropi di Indonesia," kata Mahli.

Berdasadkan data Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) bahwa pada 2019 terkumpul Rp 10,227 triliun dan 2020 terkumpul  Rp 12,429 triliun. Data tersebut menunjukkan bahwa walau pertumbuhan ekonomi masih proses pemulihan dan belum stabil namun tidak menyurutkan umat islam dalam mendermakan dananya ke Lembaga filantropi. 

Mahli mengatakan, Lazismu sebagai Lembaga filantropi berperan dalam membantu pemerintah guna mewujudkan capaian SDGs. Lazismu konsisten melaksanakan program-program inovasi sosial sebagaimana telah direncanakan pada Rencana Strategis 2021–2025. 

Mahli mengungkapkan, bulan Ramadhan merupakan momen setiap Lembaga zakat untuk memaksimalkan strategi dalam menggalang dana Zakat, Infaq, shadaqah dan wakaf (Ziska) sebesar-besarnya. Adapun maksud dan tujuan pelaksanaan program Lazismu pada bulan ramadhan di antaranya, mengharmoniskan langkah strategis program Ramadhan secara nasional, mnghimpun dan mendayagunakan dana zakat, infak dan shadaqah melalui program-program inovasi sosial secara nasional dan secara khusus yang berhubungan dengan pandimi covid-19 dan omicron.

Kemudian juga mengoptimalkan potensi penggalangan ziska melalui program inovasi sosial secara nasional."Tema rapat koordinasi nasional tahun 2022 untuk menghadapi Ramadhan 1443 H ini adalah Zakat Tumbuh Indonesia Tangguh. Semangat tema tersebut adalah pertumbuhan Ziska Lazismu menjadikan setiap program-program inovasi sosial menciptakan masyarakat Indonesia yang mandiri, kuat dan tangguh," kata Mahli.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement