Senin 21 Feb 2022 16:15 WIB

Sejumlah Negara Longgarkan Pengetatan Pandemi, Luhut: Tak Perlu Latah

Pemerintah akan melakukan transisi menuju endemi secara bertahap.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Friska Yolandha
Seorang WNA berjalan di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (8/2/2022). Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan, pemerintah terus belajar dari banyak negara untuk memahami dan menganalisis, hingga menentukan langkah terbaik dalam menangani pandemi Covid-19 di Indonesia.
Foto: Antara/Fauzan
Seorang WNA berjalan di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (8/2/2022). Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan, pemerintah terus belajar dari banyak negara untuk memahami dan menganalisis, hingga menentukan langkah terbaik dalam menangani pandemi Covid-19 di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan, pemerintah terus belajar dari banyak negara untuk memahami dan menganalisis, hingga menentukan langkah terbaik dalam menangani pandemi Covid-19 di Indonesia. Meskipun saat ini terdapat beberapa negara yang sudah memberlakukan kebijakan pelonggaran menuju transisi endemi, namun ia menegaskan Indonesia tak akan latah mengikuti kebijakan negara-negara lain tersebut.

"Meskipun beberapa negara lain sudah memberlakukan kebijakan pelonggaran untuk transisi endemi seperti Inggris, Denmark, hingga Singapura, namun kita tidak perlu latah ikut-ikutan seperti negara tersebut," jelas Luhut saat konferensi pers usai rapat terbatas evaluasi PPKM bersama Presiden, Senin (21/2/2022).

Baca Juga

Luhut menegaskan, pemerintah akan melakukan transisi menuju endemi secara bertahap, bertingkat, dan berlanjut berdasarkan data indikator kesehatan, ekonomi, dan sosial budaya. Selain itu, pemerintah juga akan terus menerapkan prinsip kehati-hatian.

Menurut dia, pemerintah berdiskusi dengan para pakar baik epidemiolog maupun pakar kesehatan untuk membahas transisi penanganan pandemi ini. Pemerintah, kata dia, juga akan terus melakukan evaluasi mengenai status endemi ke depan.

Ia menyampaikan, pemerintah menggunakan prakondisi endemi sebagai pijakan dengan menggunakan beberapa indikator. Yakni tingkat kekebalan masyarakat yang tinggi, tingkat kasus yang rendah berdasarkan indikator WHO, kapasitas respon fasilitas kesehatan yang memadai, maupun menggunakan surveillance aktif.

“Selain itu, prakondisi ini juga harus terjadi dalam rentang waktu yang cukup panjang dan sudah stabil ataupun konsisten,” tambah Luhut.

Luhut menyebut, konsep kriteria dan indikator pandemi ke endemi ini masih akan terus disempurnakan dengan para pakar dan ahli di bidangnya. Ia pun menekankan, untuk bisa mencapai transisi dari pandemi ke endemi, pemerintah perlu mempercepat capaian vaksinasi dosis kedua dan booster, utamanya bagi para lansia.

Karena itu, pemerintah meminta daerah agar terus aktif mensosialisasikan dan memaksimalkan jumlah vaksin booster bagi yang sudah memiliki tiket vaksin ketiga.

“Saya juga meminta masyarakat yang sudah memiliki tiket vaksin ketiga ataupun yang sudah divaksinasi lengkap dalam rentang waktu enam bulan dapat langsung mendatangi gerai-gerai vaksin yang telah disiapkan,” jelas dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement