Senin 28 Feb 2022 17:10 WIB

Kenaikan Harga Buka Potensi Peralihan ke Elpiji Subsidi

Kenaikan harga elpiji nonsubsidi sangat signifikan.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Fuji Pratiwi
Pekerja menata tabung gas elpiji nonsubsidi di salah satu agen di Petojo, Jakarta, Selasa (28/12/2021). Pertamina melakukan penyesuaian harga elpiji nonsubsidi ukuran 5,5 kilogram dan 12 kilogram dengan kenaikan antara Rp 1.600 hingga Rp 2.600 per kilogram sejak 25 Desember 2021 untuk merespons tren peningkatan harga acuan CP Aramco.
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Pekerja menata tabung gas elpiji nonsubsidi di salah satu agen di Petojo, Jakarta, Selasa (28/12/2021). Pertamina melakukan penyesuaian harga elpiji nonsubsidi ukuran 5,5 kilogram dan 12 kilogram dengan kenaikan antara Rp 1.600 hingga Rp 2.600 per kilogram sejak 25 Desember 2021 untuk merespons tren peningkatan harga acuan CP Aramco.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) memutuskan kenaikan harga elpiji 12 kg dan 5 kg menyusul kenaikan acuan CP Aramco. Kondisi ini membuka potensi untuk masyarakat beralih dari elpiji nonsubsidi ke elpiji subsidi.

Direktur Eksekutif CORE Indonesia Muhammad Faisal menjelaskan di tengah pemulihan ekonomi saat ini kenaikan harga elpiji 12 kg dan 5 kg memicu masyarakat mencari elpiji yang lebih murah, dalam hal ini elpiji subsidi. "Sebagian dari masyarakat pengguna LPG non subsidi akan shifting ke gas melon, karena kenaikannya sangat signifikan," kata Faisal kepada Republika, Senin (28/2/2022).

Baca Juga

Faisal menjelaskan, pemerintah perlu mengatisipasi kondisi ini. Apalagi, saat ini pemerintah tak kunjung penerapan penyaluran elpiji bersubsidi secara langsung. Maka, peralihan konsumsi sangat terbuka lebar.

"Pemerintah perlu mengantisipasi kelangkaan gas melon akibat peralihan ini dengan melakukan penertiban dari praktik penimbunan, seperti yg terjadi pada minyak goreng subsidi," ujar Faisal.

Tak hanya mendorong peralihan, kenaikan elpiji nonsubsidi ini juga memukul kelompok UMKM dan industri rumahan. Tak hanya itu, inflasi juga akan terkerek cukup signifikan.

"Berdampak cukup signifikan terhadap inflasi. Tetapi ini akan berdampak langsung kepada UMKM yang mana juga sekaligus akan mengerek harga jual di masyarakat. Seperti efek kenaikan BBM biasanya hampir selalu diikuti dengan kenaikan harga sembako," ujar Faisal.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement