Rabu 02 Mar 2022 19:31 WIB

Mutasi Virus Berpotensi Terjadi di Wilayah dengan Cakupan Vaksinasi Covid-19 Rendah

Potensi mutasi virus corona ada di daerah dengan tingkat vaksinasi yang rendah.

Red: Reiny Dwinanda
Mutasi virus corona tipe baru, SARS-CoV-2 (ilustrasi). Mutasi virus lebih mungkin terjadi di wilayah yang vaksinasinya rendah dan interaksi atau mobilitasnya tinggi.
Foto: www.pixabay.com
Mutasi virus corona tipe baru, SARS-CoV-2 (ilustrasi). Mutasi virus lebih mungkin terjadi di wilayah yang vaksinasinya rendah dan interaksi atau mobilitasnya tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengingatkan risiko mutasi SARS-CoV-2. Ia mengemukakan, wilayah dengan tingkat vaksinasi rendah dan mobilitas penduduk yang tinggi berpotensi menjadi tempat bermutasi virus penyebab Covid-19 tersebut.

"Kalau mau melihat potensi mutasi dari Covid-19, maka lihatlah negara maupun daerah yang vaksinasinya rendah dan interaksi atau mobilitasnya tinggi," kata dia dalam siniar "Apa Adanya" yang diikuti dari Youtube B1 Plus di Jakarta, Rabu (2/3/2022) sore.

Baca Juga

Dalam bincang-bincang bertajuk "Dua Tahun Pandemi Indonesia, Bangun Mental Juara" itu, Wiku memastikan mutasi virus akan tetap terjadi. Itu adalah bagian dari sifat alamiah virus untuk bertahan hidup.

"Sama seperti manusia, virus juga akan berusaha untuk bertahan hidup," katanya.

Menurut Wiku, ancaman terhadap virus corona tipe baru (SARS-CoV-2) dapat muncul, salah satunya saat terjadi intervensi vaksinasi. Tetapi, belum semua negara di dunia memiliki kemampuan vaksinasi sama seperti Indonesia.

"Artinya, potensi mutasi muncul di tempat vaksinasi yang tidak tinggi seperti di Afrika misalnya, tempat-tempat yang dengan imunitas lemah seperti itu," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement