Senin 07 Mar 2022 04:14 WIB

Ketum PBNU Ingatkan PCNU Jauhi Politik Praktis Jelang Pilpres

PCNU Banyuwangi dan Sidoarjo dipanggil ke PBNU karena dukung bakal capres.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf.
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf.

REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf mengingatkan agar kader, terlebih lagi pengurus NU tidak terlibat atau sebaiknya menjauhi politik praktis menjelang Pemilu Presiden (Pilpres) 2024. Pihaknya tidak segan memberikan sanksi tegas dengan peringatan tertulis pertama dan selanjutnya jika ada pengurus yang melanggar aturan.

"Langsung kami terbitkan surat peringatan tertulis tahap satu, diulangi lagi surat tertulis tahap dua, diulangi lagi dibekukan. Pokoknya tidak boleh," kata Yahya saat berkunjung ke kantor PCNU Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Ahad (6/3/2022) malam WIB.

PBNU pernah memanggil Ketua PCNU Kabupaten Banyuwangi dan Sidoarjo, yang diduga terkait dengan dugaan keterlibatan dalam politik praktis dukung mendukung bakal calon presiden (capres). Ketua PCNU Banyuwangi dipanggil setelah PBNU menerima laporan agenda politik Pilpres 2024 yang melibatkan struktur PCNU Banyuwangi. Bahkan terdapat kegiatan yang digelar di kantor PCNU Banyuwangi pada Rabu (19/1/2022), dengan mendatangkan salah satu bakal capres.

Sementara itu, untuk pemanggilan PCNU Sidoarjo dari laporan kegiatan yang diinisiasi DPC PKB Sidoarjo dan melibatkan seluruh MWCNU se-Kabupaten Sidoarjo. Untuk itu, Yahya meminta, Ketua PCNU Banyuwangi dan Sidoarjo segera memberikan laporan tertulis dan lengkap, untuk menyampaikan secara langsung kepadanya di kantor PBNU.

Selain sikap tegas untuk tidak terlibat politik praktis, Yahya juga mensosialisasikan program setelah Muktamar NU selesai. "Dua bulan sesudah Muktamar, PBNU telah berhasil mendapatkan agenda kerja yang sangat signifikan, sehingga insya Allah dalam eksekusinya akan membuat kita sibuk selama lima tahun mendatang," kata Yahya.

Dia mengatakan, program yang disusun itu mencakup berbagai hal misalnya pengembangan kampung nelayan yang mencapai 90 titik di seluruh Indonesia. Kemudian, pemanfaatan hutan sosial di seluruh Indonesia hingga 5.000 hektare dan beragam program lainnya. Pihaknya juga mengatakan, PBNU juga mempunyai program untuk mencetak 10 ribu wirasantri.

Mereka bukan hanya diberikan pelatihan tapi dididik menjadi pengusaha. Dalam kegiatan itu, juga dihadiri sejumlah pengurus PCNU dari sekitar Kediri yakni Kota Kediri dan daerah lainnya. Acara juga berlangsung dengan protokol kesehatan yang ketat. Hadir pula sejumlah pengurus PBNU lainnya termasuk KH Anwar Iskandar yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Al Amin Ngasinan, Kota Kediri.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement