Selasa 08 Mar 2022 13:56 WIB

Menlu: Perempuan Harus Jadi Peluang Kesetaraan Gender

Retno mengungkapkan, memperjuangkan kesetaraan gender tidaklah mudah.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi mengatakan, perempuan harus berani memperjuangkan kesetaraan gender, baik dalam lingkup regional maupun internasional apapun profesinya. Ilustrasi
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi mengatakan, perempuan harus berani memperjuangkan kesetaraan gender, baik dalam lingkup regional maupun internasional apapun profesinya. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN – Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi mengatakan, perempuan harus berani memperjuangkan kesetaraan gender, baik dalam lingkup regional maupun internasional apapun profesinya. Menurut Retno, peran perempuan dalam memperjuangkan isu perempuan penting untuk terus dilakukan dalam berbagai kesempatan.

"Sebagai Menlu peran dalam menggelorakan isu perdamaian dalam PBB terus saya lakukan. Selain itu, berbagai resolusi juga telah berhasil digolkan," kata Menlu saat menjadi pembicara kunci Women in Leadership Sharing Session dalam rangkaian Hari Perempuan Internasional 2022 dan HUT ke-62 PT WIJAYA KARYA (Persero) Tbk yang dilakukan secara virtual dan tatap muka di Banjarmasin, Selasa (8/3/2022).

Baca Juga

Retno mengungkapkan, memperjuangkan kesetaraan gender tidaklah mudah, perempuan kadang harus memilih untuk menjadi ibu rumah tangga atau karier. Seharusnya, pilihan tersebut tidak perlu ada, karena pada dasarnya perempuan memiliki kemampuan dan kesempatan untuk bisa menjalankan peran keduanya.

"Kalau perempuan harus memilih untuk menjadi ibu rumah tangga, itu menjadi pilihannya sendiri tanpa ada unsur tekanan dari pihak lain," katanya.

Beberapa tantangan yang masih dihadapi perempuan adalah masih adanya pola pikir lama yang mengakar di masyarakat, yang diwariskan dari generasi ke generasi, bahwa perempuan tidak berhak untuk berkarier. Akibatnya, untuk mendukung perjuangan gender, perempuan harus mampu menyiapkan keluarga terdekat untuk mendukung karirnya.

Selain itu, kaum perempuan harus memiliki kemauan dari dalam diri sendiri untuk bisa mematahkan perbedaan gander dengan bekerja keras dan cerdas. Women in Leadership Sharing Session Hari Perempuan Internasional 2022 diselenggarakan dengan menghadirkan perempuan-perempuan hebat yang cukup menginspirasi.

Selain Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, hadir untuk berbagi inspirasi adalah Permaisuri Yogyakarta Gusti Kanjeng Ratu Hemas, Wakil Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Alexandra Askandar, Direktur Strategi Bisnis dan Pemasaran PT HIN (Persero). Selain itu, Christine Hutabarat, Director of Support Operation Grab Indonesia, Cut Noosy dan Direktur QHSE WIKA, Ayu Widya Kiswari.

Rangkaian HUT ke- 62 PT WIJAYA KARYA (Persero) Tbk juga diisi dengan pelantikan pengurus Srikandi BUMN PT Wijaya Karya. Pelantikan ditandai dengan pengalungan selendang oleh Direktur Keuangan, MSDM Manajemen Risiko LKBN ANTARA Nina Kurnia Dewi kepada perwakilan pengurus Srikandi Wijaya Karya.

Pada kesempatan tersebut, Nina mengungkapkan acara hari ini menjadi acara yang sangat membanggakan dan mengucapkan selamat atas pengukuhan Srikandi Wika. "Perempuan itu kuat dan kita akan terus belajar tentang kepemimpinan," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement