Selasa 08 Mar 2022 20:51 WIB

Pakar Malaysia Peringatkan Penyebaran Covid-19 Selama Ramadhan

Covid-19 diperkirakan menyebar supercepat beberapa waktu termasuk Ramadhan

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Nashih Nashrullah
Varian Covid-19 Omicron (ilustrasi). Covid-19 diperkirakan menyebar supercepat beberapa waktu termasuk Ramadhan
Foto: Republika
Varian Covid-19 Omicron (ilustrasi). Covid-19 diperkirakan menyebar supercepat beberapa waktu termasuk Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, PETALING JAYA – Pakar Kesehatan Malaysia meminta masyarakat waspada penyebaran supercepat (superspreading) Covid-19 dalam beberapa waktu ke depan. 

Diketahui, Negara Bagian Johor akan melakukan pemilihan (PRN) pada 12 Maret dan Ramadhan yang semakin dekat. Beberapa kegiatan yang memicu berkumpulnya banyak orang ini membuat para pakar kesehatan memperingatkan penambahan kasus Covid-19 harian dapat mencapai angka 50 ribu. 

Baca Juga

Profesor Moy Foong Ming dari Departemen Sosial dan Pengobatan Pencegahan Universiti Malaya mengatakan, mengingat tingkat infeksi varian Omicron yang tinggi dan vaksin yang tidak sepenuhnya efektif melawan infeksi, jumlah kasus baru yang memecahkan rekor mungkin terjadi. 

"Meski demikian, tingkat vaksinasi yang tinggi dapat berupaya meminimalkan jumlah kasus parah dan kematian yang terjadi selama gelombang Delta. Jika kami dapat mencapai setidaknya 80 persen populasi orang dewasa yang telah menerima booster dan peningkatan jumlah vaksinasi untuk anak-anak berusia lima hingga 11 tahun, kami dapat hidup berdampingan dengan virus di mana infeksi sebagian besar akan terasa ringan," katanya dikutip di //Straits Times//, Selasa (8/3/2022).

Dia memperingatkan, meskipun Omicron memiliki gejala yang lebih ringan, namun varian itu masih merupakan ancaman bagi orang tua, serta kelompok berisiko tinggi dan tidak divaksinasi. 

Untuk melindungi kelompok-kelompok ini, semua pihak diminta untuk mengurangi mobilitas bila memungkinkan dan secara ketat mematuhi prosedur operasi standar (SOP) saat berada di depan umum. 

"Ini dapat mengurangi kemungkinan infeksi dan meminimalkan risiko orang tua atau individu berisiko tinggi dalam keluarga tertular virus," kata Prof Moy. 

Meski tren peningkatan kasus saat ini mengkhawatirkan, dia menyebut masih ada harapan dalam upaya mencapai status endemis Covid-19, di mana jumlah kasus harian tidak membebani layanan kesehatan setempat. 

Terkait pemilihan Johor, Prof Moy, memuji pemantauan SOP yang berlangsung. Dia berharap anggota masyarakat akan mematuhi langkah-langkah pencegahan yang diinternalisasi, agar bisa hidup berdampingan dengan virus selama waktu luang dan bekerja. 

Seorang profesor ekonomi kesehatan, rumah sakit dan manajemen kesehatan di Universiti Kebangsaan Malaysia, Dr Sharifa Ezat Wan Puteh, memperingatkan kasus positif dapat terus meningkat jika pihak berwenang tidak turun tangan untuk mengurangi hal ini. 

“Kami telah melihat negara-negara seperti Korea Selatan atau Singapura, yang menerapkan pendekatan bolak-balik di mana pembatasan dilonggarkan kemudian diperketat tergantung pada situasinya," kata dia. 

Cara ini disebut juga dapat dilakukan secara nasional, untuk meminimalkan kerumunan atau kepadatan jika memungkinkan. Hal tersebut tentu saja berlaku dengan menjaga keseimbangan antara kehidupan dan penghidupan masyarakat. 

Sebagai bentuk antisipasi peningkatan kegiatan sosial dalam beberapa bulan ke depan, Dr Sharifa mengatakan hal ini menjadi tanggung jawab setiap orang untuk mengambil tindakan pencegahannya sendiri. 

"Setelah menghadiri kegiatan dengan jumlah orang yang banyak, lakukan tes mandiri dan pantau diri Anda untuk gejalanya. Jika Anda dites positif, harap ikuti langkah-langkah yang ditetapkan oleh pihak berwenang. Jika Anda dites negatif, terus lakukan tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjaga diri Anda dan orang-orang di sekitar Anda tetap aman," lanjutnya. 

Tak hanya itu, spesialis kesehatan masyarakat Universiti Putra Malaysia Malina Osman mengatakan, data selama dua pekan terakhir menunjukkan jumlah kasus baru dan aktif agak stabil. Dia pun berharap dalam dua minggu ke depan bisa terjadi penurunan jumlah kasus. 

Dia mengatakan saat ini fokus ditekankan pada jumlah kasus yang membutuhkan rawat inap, bantuan pernapasan dan penerimaan unit perawatan intensif. Pemerintah dapat menghasilkan keputusan apakah harus dilakukan amandemen terhadap SOP yang ada. 

"Terlepas dari semua ini, tetap penting bagi semua anggota masyarakat untuk mempraktikkan kepatuhan SOP yang ketat untuk mengurangi risiko tertular atau menyebarkan virus," ucap Malina. 

 

Sumber: straitstimes 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement