REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Pemerintah Kota Batam, Kepulauan Riau menutup pelayanan isolasi terpadu Covid-19 di asrama haji setempat. Pemerintah Batam meminta warga tanpa gejala atau gejala ringan menjalani isolasi mandiri.
"Ini karena Asrama Haji Batam hendak digunakan untuk kegiatan haji," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi Kusmarjadi, Kamis (10/3/2022).
Ia menyampaikan pemerintah kota belum menyiapkan lokasi isolasi terpadu selain Asrama Haji Batam. Berdasarkan laporan Satgas Covid-19 Kota Batam pada Kamis (10/3/2022), sebanyak 915 orang yang masih aktif terpapar Covid-19 di daerah setempat.
Sebanyak 789 orang di antaranya menjalani isolasi mandiri dan lainnya dirawat di 16 rumah sakit yang tersebar di pulau utama dan penyangga. Jumlah warga yang masih aktif Covid-19 relatif berkurang dibandingkan pekan lalu yang mencapai 2.042 pada Kamis (3/3/2022).
Penurunan kasus aktif Covid-19 seiring dengan makin berkurangnya tambahan warga yang dinyatakan terpapar dan bertambahnya warga yang menyelesaikan masa isolasi. Hari ini saja, Satgas mencatat tambahan 47 orang terkonfirmasi terpapar virus corona, kemudian 240 orang menyelesaikan isolasi, dan tiga orang meninggal.
Secara kumulatif, tercatat 30.704 warga terkonfirmasi Covid-19 sejak awal pandemi, 28.901 di antaranya menyelesaikan isolasi, 888 orang meninggal, dan menyisakan 915 kasus aktif. "Tingkat kesembuhan 94,128 persen, tingkat kematian 2,892 persen dan tingkat kasus aktif 2,980 persen," kata laporan Satgas yang dibagikan Juru Bicara Azril Apriansyah.
Tercatat, Covid-19 telah menyebar ke pulau-pulau penyangga Kota Batam. Dari tiga kecamatan penyangga, semuanya zona kuning, yaitu Belakangpadang, Bulang dan Galang dengan masing-masing enam orang, dua orang, dan seorang masih aktif Covid-19. Di pulau utama, dari sembilan kecamatan, satu di antaranya zona kuning yaitu Lubukbaja, dan delapan lainnya zona merah Covid-19.
Dalam laporan Satgas, disebutkan hasil asesmen situasi Covid-19 per 8 Maret 2022 adalah PPKM level 2. Transmisi komunitas mendapatkan penilaian tingkat 3 dengan kasus konfirmasi 60,79 per 100 ribu penduduk per pekan, rawat inap tingkat 2 dengan 5,41 per 100 ribu penduduk per pekan, dan kematian tingkat 1 dengan 0,62 per 100 ribu penduduk per pekan.
Lalu kapasitas respons dinilai memadai. Dari sisi testing, positivity rate 4,87 persen per pekan, tracing dinilai memadai dengan rasio kontak erat yang diperiksa 15,37 per kasus konfirmasi per pekan, dan treatment memadai dengan 32,31 persen BOR per pekan. Sedang vaksinasi dinilai memadai yang mencapai 115,33 persen warga sasaran mendapatkan vaksin dosis pertama.