Jumat 11 Mar 2022 15:39 WIB

Soal Papua, Wapres: Terpenting tidak Boleh Ada Korban Lagi

Sembilan warga sipil tewas dibantai KKB dalam dua pekan terakhir.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ilham Tirta
Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Foto: Dok. BPMI/Setwapres
Wakil Presiden Ma'ruf Amin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan, pemerintah mengutamakan pendekatan kesejahteraan dalam penanganan masalah Papua. Sedangkan, masalah pengamanan, kata Wapres, pemerintah saat ini memilih pada tahap defensif atau bertahan, dan tidak ofensif.

"Tapi defensif yang dinamis, tidak statis, yang kita harus pentingkan bagaimana tidak ada korban, tidak ofensif tapi tidak terjadi korban, ini kita lakukan langkah-langkah perlindungan terhadap masyarakat supaya tidak terjadi lagi (korban)," ujar Ma'ruf di sela kunjungan ke Pasar Induk Beras Cipinang, Jumat (11/3/2022).

Baca Juga

Menurut dia, pemerintah terus berupaya melakukan dialog dengan seluruh elemen di Papua. Mulai dari tokoh adat, tokoh agama, tokoh pendidikan, pimpinan daerah, para pemuda maupun tokoh perempuan didekati.

Hal ini seiring dengan program percepatan pembangunan kesejahteraan Papua yang terus dijalankan di Bumi Cendrawasih. Dengan begitu, ia berharap permasalahan yang terjadi di Papua dapat diatasi dengan baik. "Kita sudah dialog dengan local champion dengan semua kalangan kita dialog untuk menyelesaikan permasalahan, bagi kita adalah kesejahteraan, bagaimana agar masyarakat Papua sejahtera dan langkah kedua bagaimana masyarakat aman, tidak terjadi lagi seperti kemarin itu," kata dia.

Kelompok kriminal bersenjata (KKB) dilaporkan kembali melakukan penyerangan terhadap warga sipil di dua kabupaten di Provinsi Papua yang menyebabkan seorang warga meninggal dunia. Pekan lalu, mereka membunuh delapan orang pekerja PT Palapa Timur Telematika yang sedang memperbaiki tower BST Telkomsel.

Kabid Humas Polda Papua Ahmad Kamal mengungkapkan, insiden penyerangan terbaru menimpa rombongan pendulang emas Kali Ei di Distrik Seradala, Kabupaten Yahukimo. Rombongan korban yang menggunakan mobil Mitsubishi Strada dihadang di terminal Kali Ei, Distrik Seradala, Sabtu (5/3/2022). Jenazah korban, Afandy Tiakoly ditemukan warga pada Senin (7/3/2022), sekitar satu kilometer dari Kali Ei.

Penyerangan kedua dialami pekerja proyek pembangunan rumah bantuan sosial di Kampung Kumbalagupa, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Selasa (8/3/2022).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement