REPUBLIKA.CO.ID, ANTALYA -- Ketika perang Ukraina-Rusia memasuki hari ke-16, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menyatakan bahwa pihaknya "memahami frustrasi" yang dialami di Ukraina. Dia mencatat bahwa "eskalasi di luar perbatasan Ukraina sebenarnya hanya akan menyebabkan lebih banyak kematian dan lebih banyak orang menderita."
Berbicara kepada Anadolu Agency dalam sebuah wawancara eksklusif, Stoltenberg pada Jumat (11/3/2022) juga mengomentari pemberlakuan zona larangan terbang di Ukraina. Dia menekankan bahwa "menerapkan zona larangan terbang di Ukraina akan berarti serangan udara besar-besaran terhadap sistem pertahanan udara Rusia, yang mengarah ke pertempuran langsung dengan Rusia."
"Kami melihat kebrutalan, kami melihat serangan yang sama sekali tidak dapat dibenarkan di Ukraina, terhadap warga sipil di Ukraina dan ini mengerikan," kata Stoltenberg dan mendesak Presiden Rusia Vladimir Putin untuk "mengakhiri perang ini."
Mengacu pada dukungan Aliansi ke Ukraina, Stoltenberg mengatakan anggota NATO memberikan bantuan militer dan keuangan sementara juga memberlakukan "sanksi berat terhadap Rusia."
"NATO bersatu sebagian dalam memberikan konsekuensi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Rusia melalui sanksi ekonomi yang belum pernah kita lihat sebelumnya," kata kepala NATO.
Stoltenberg juga memuji Turki yang memfasilitasi proses diplomatik dan politik "yang dapat mengarah pada perundingan perdamaian antara Ukraina dan Rusia."