Senin 14 Mar 2022 11:37 WIB

Apa yang Terjadi Jika Bom Nuklir Meledak?

Ledakan udara akan memiliki radius ledakan yang lebih luas.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi Bom Nuklir
Foto: Foto : MgRol112
Ilustrasi Bom Nuklir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Invasi Rusia ke Ukraina telah meningkatkan risiko konflik nuklir. Seperti apa ledakan bom nuklir bagi mereka yang berada di darat, dan apa yang akan terjadi setelahnya?

Dilansir dari Live Science, Senin (14/3/2022), jawabannya, tergantung pada berapa banyak senjata yang dijatuhkan.

Baca Juga

Menurut Federasi Ilmuwan Amerika, Rusia dan Amerika Serikat (AS) memiliki 90 persen senjata nuklir dunia. Rusia memiliki 1.588 senjata yang dikerahkan pada rudal antar benua, yang memiliki jangkauan 5.500 kilometer. Sementara AS memiliki 1.644 senjata yang disiapkan dengan cara yang sama.

Kedua negara juga memiliki hampir 5.000 bom aktif yang hanya menunggu peluncur. Perang nuklir skala penuh dapat dengan mudah mewakili peristiwa kepunahan bagi umat manusia. Hal inibukan hanya karena kematian awal tetapi juga karena global pendinginan, yang disebut musim dingin nuklir, yang akan terjadi setelahnya.

Menurut James Martin Center for Nonproliferation Studies, 30 persen hingga 40 persen persenjataan AS dan Rusia terdiri dari bom yang lebih kecil ini, yang memiliki jangkauan kurang dari 500 kilometer di darat dan kurang dari 600 kilometer melalui laut atau udara.

Senjata-senjata ini masih akan memiliki dampak yang menghancurkan di dekat zona ledakkan, tetapi tidak akan menciptakan kiamat nuklir global terburuk.

Saat bom nuklir meledak

Ada berbagai jenis dan ukuran senjata nuklir. Namun, bom modern dimulai dengan memicu reaksi fisi.

Fisi adalah pemecahan inti atom berat menjadi atom yang lebih ringan-sebuah proses yang melepaskan neutron. Neutron ini, pada gilirannya, dapat meluncur ke inti atom terdekat, membelahnya dan memicu reaksi berantai di luar kendali.

Ledakan fisi yang dihasilkan sangat menghancurkan, ini disebut bom fisi. Kadang-kadang dikenal sebagai bom atom. Ini adalah bom yang menghancurkan Hiroshima dan Nagasaki, Jepang, dengan kekuatan antara 15 kiloton dan 20 kiloton TNT.

Namun, banyak senjata modern memiliki potensi untuk menimbulkan kerusakan yang lebih parah. Bom termonuklir, atau hidrogen, menggunakan kekuatan reaksi fisi awal untuk menggabungkan atom hidrogen di dalam senjata.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement