REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidur penting untuk kesehatan. Panduan resmi National Health Service (NHS) menyatakan kebanyakan orang dewasa membutuhkan antara enam dan sembilan jam tidur setiap malam. Namun penelitian terbaru menunjukkan ini mungkin tidak terjadi karena beberapa orang dewasa membutuhkan sedikitnya empat jam tidur untuk bangun dengan perasaan segar.
Penelitian dari para ahli di Washington, AS, menemukan terlalu banyak tidur justru dapat mengganggu fungsi kognitif Anda. Para ahli menemukan orang yang tidur kurang dari 4,5 jam semalam dan mereka yang tidur lebih dari 6,5 jam setiap malam memiliki risiko penurunan kognitif yang lebih besar dari waktu ke waktu.
Penting untuk dicatat bahwa semua peserta ini juga berjuang dengan kualitas tidur yang buruk. Mereka juga menemukan dampak durasi tidur terhadap otak memiliki efek yang sama dengan penuaan. Ini merupakan salah satu faktor risiko terbesar dalam mengembangkan kondisi seperti Alzheimer. Para peneliti menyarankan untuk orang dewasa, tidur antara 4,5 dan 6,5 jam semalam sangat ideal.
Menulis di The Conversation, dosen senior psikologi Greg Elder, mengatakan para peneliti tidak tahu pasti mengapa kurang tidur dikaitkan dengan penurunan kognitif. "Satu teori adalah bahwa tidur membantu otak kita mengeluarkan protein berbahaya yang menumpuk pada siang hari. Jadi mengganggu tidur mungkin mengganggu kemampuan otak kita untuk menghilangkannya," ujarnya seperti dilansir di laman New York Post, Kamis (17/3/2022).
Dia menyebut, temuan studi Washington mengejutkan, karena sebagian besar badan kesehatan, termasuk NHS di Inggris dan Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) di AS, semuanya menyatakan bahwa orang harus memiliki lebih dari enam jam setiap malam. “Studi menunjukkan bahwa tidur lebih lama dari 6,5 jam dikaitkan dengan penurunan kognitif dari waktu ke waktu, ini rendah ketika kami mempertimbangkan bahwa orang dewasa yang lebih tua direkomendasikan untuk tidur antara tujuh dan delapan jam setiap malam," kata dia.
Menurut Elder, bisa jadi bukan durasi tidur yang penting, tapi kualitas tidur. Namun perlu diingat bahwa 100 peserta dalam penelitian yang tidur lebih lama mungkin menderita masalah yang tidak diperhatikan dalam tes.
Para peneliti telah menyesuaikan faktor-faktor terkait demensia. Namu Elder menjelaskan bahwa orang yang tidur lebih lama mungkin juga memiliki kondisi lain yang sudah ada sebelumnya yang mungkin berkontribusi pada penurunan kognitif mereka yang tidak diperhitungkan.
“Misalnya, ini dapat mencakup kesehatan yang buruk, status sosial ekonomi atau tingkat aktivitas fisik. Semua faktor ini bersama-sama dapat menjelaskan mengapa tidur lebih lama dikaitkan dengan penurunan kognitif," ujarnya.