REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kata moderasi, toleransi, dan radikalisme kian populer setelah terjadinya peristiwa 9/11 di Amerika Serikat, pada dekade lalu. Islam menjadi sasaran kebencian dan masih terasa hingga saat ini.
President of Nusantara Foundation dan juga Imam Besar Islamic Center New York Imam Shamsi Ali mengatakan, belakangan kata moderasi dan radikalisme kerap dimanfaatkan oleh beragam pihak untuk mencapai kepentingan tertentu. Sehingga dalam perjalanannya, terjadilah politisasi istilah.
“Kata toleransi dan moderasi kerap kali digunakan untuk kepentingan-kepentingan tertentu. Sehingga esensi dari kata-kata yang indah ini kadang disalahgunakan. Sebenarnya apa itu moderasi? Dalam Islam, moderasi itu ya siratal mustaqim,” kata Imam Shamsi dalam webinar, Ahad (20/3/2022).
Dia menjelaskan bahwa umat Islam harus memahami bahwa orang yang mengaku Muslim tidak bisa memisahkan dirinya dari Islam. Tidak bisa seorang Muslim menjalankan keislamannya secara parsial. Dia menilai, jangan sampai umat Islam memahami bahwa moderasi itu mereduksi nilai komitmen keagamaan seorang Muslim.