Senin 21 Mar 2022 18:31 WIB

Panglima TNI: Danki Pos Koramil Gome akan Diproses Hukum karena Berbohong

Pengamanan yang dilaksanakan hanya berada di sebuah lokasi proyek galian pasir.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Ilham Tirta
Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa (kiri).
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengatakan, proses hukum sedang berlangsung terhadap Komandan Kompi (Danki) atau Komandan Pos Koramil Gome, Kabupaten Puncak, Papua yang berbohong soal laporan pengamanan. Andika pun mengungkapkan, kebohongan yang dilakukan oleh Komandan Pos Koramil Gome tersebut.

Menurut dia, Komandan Pos Koramil Gome melaporkan adanya gelar pasukan pengamanan yang dilakukan di sejumlah lokasi. Namun, ternyata pengamanan yang dilaksanakan hanya berada di sebuah lokasi proyek galian pasir.

Baca Juga

"Karena memang apa yang dilaporkan oleh komandan pos, bukan hanya insiden hari itu ya, hari itu kan insiden yang kemudian menewaskan sampai tiga orang anak buah dari pos itu, tetapi kegiatan yang dilaporkan oleh komandan pos kepada komandan atasnya, yaitu komandan batalyon yang waktu itu vicon (video conference) dengan saya, nah, itu bohong," kata Andika kepada wartawan di Hotel Ritz Carlton, Jakarta Selatan, Senin (21/3/2022).

"Jadi misalnya dikatakan dia mengeluarkan pengaman pos itu, patroli ke titik ini, ke titik A, ternyata yang dilakukan itu ke proyek galian pasir," kata dia.

Andika menuturkan, Komandan Pos Koramil Gome sengaja menutupi laporan itu agar tidak ketahuan oleh atasannya. Selain itu, keputusan menggelar pasukan pengamanan di lokasi proyek galian pasir tersebut juga tidak mempertimbangkan faktor keamanan para pajurit.

"Itulah yang kemudian ditutupi, harapannya enggak ketahuan, tapi juga pada saat bersamaan, cara komandan pos ini menggelar di tempat galian pasir tadi itu enggak sama sekali, enggak ada pertimbangan. Bagaimana supaya misalnya aman, satu itu salah karena enggak ada izin," kata Andika. Kedua, kata dia, tanpa pertimbangan taktis karena keamanan daerah itu berbeda dengan daerah lain.

Sebelumnya, Andika mengungkapkan kejanggalan dalam insiden penyerangan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) terhadap Pos Koramil TNI di Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Papua yang menyebabkan tiga prajurit TNI Angkatan Darat meninggal dunia. Hal ini terungkap setelah Tim Investigasi Kodam melakukan penyidikan lebih lanjut terkait kasus itu.

Andika mengakui. pelaku penyerangan tersebut merupakan KKB. Namun, dia menjelaskan, ada juga peran Danki yang menyembunyikan informasi sebenarnya soal penyerangan tersebut. "Ternyata hasilnya berbohong. Yang terjadi bukan yang dilaporkan dan yang terjadi sebenarnya ini disembunyikan oleh si Danki dari Komandan Batalyon," kata Andika seperti dikutip dari video yang diunggah pada kanal YouTube pribadinya, Jenderal TNI Andika Perkasa, Sabtu (19/3).

Tiga prajurit Satgas Kodim YR 408/Sbh gugur saat kontak tembak dengan kelompok Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) di Tigilobak, Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Papua, Kamis (27/1/2022). Insiden tersebut terjadi sekitar pukul 04.30 WIT setelah TPNPB-OPM melakukan penyerangan terhadap Pos Koramil Gome, Satgas Kodim YR 408/Sbh.

Tiga prajurit TNI AD yang meninggal dunia, yakni Serda M Rizal Maulana Arifin, Pratu Tupel Alomoan Baraza, dan Pratu Rahman Tomilawa. Sementara itu, satu prajurit lainnya bernama Pratu Syaiful mengalami luka tembak dan dalam kondisi kritis.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement