Selasa 22 Mar 2022 22:00 WIB

China dan Pakistan Prihatin atas Sanksi Terhadap Rusia

Kedua negara menyerukan gencatan senjata pertempuran antara Rusia dan Ukraina.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden China Xi Jinping, kanan, dan Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara satu sama lain selama pertemuan mereka di Beijing, China pada 4 Februari 2022.
Foto: Alexei Druzhinin, Sputnik, Kremlin Pool Photo
Presiden China Xi Jinping, kanan, dan Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara satu sama lain selama pertemuan mereka di Beijing, China pada 4 Februari 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China dan Pakistan berbagi keprihatinan tentang sanksi Barat kepada Rusia atas perang melawan Ukraina. Kedua negara juga menyerukan gencatan senjata dan resolusi diplomatik atas krisis tersebut.

Kementerian Luar Negeri China mengatakan, kedua negara menyatakan keprihatinan tentang efek limpahan sanksi sepihak. Menteri luar negeri China dan Pakistan bertemu di Pakistan pada Senin (21/3).

Baca Juga

"Keduanya menyerukan gencatan senjata melalui dialog diplomatik dan berharap bahwa berdasarkan prinsip keamanan yang tak terpisahkan, solusi mendasar untuk masalah Ukraina dapat ditemukan," kata Kemenlu China.

Kementerian luar negeri Pakistan juga mengeluarkan pernyataan tentang pembicaraan di Islamabad. Pihaknya menggemakan seruan untuk gencatan senjata, tetapi tidak menyebutkan kekhawatiran tentang sanksi.

Sekutu lama China dan Pakistan telah menahan diri untuk tidak mengutuk Rusia atas invasi 24 Februari ke Ukraina. Tidak seperti negara-negara Barat yang telah memberlakukan sanksi keuangan dan perusahaan yang belum pernah terjadi sebelumnya sebagai tanggapan atas apa yang oleh Presiden Rusia Vladimir Putin disebut sebagai "operasi militer khusus".

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement