Rabu 23 Mar 2022 08:53 WIB

Ukraina Kembali Minta China Berperan Setop Aksi Militer Rusia

Sejauh ini China memang belum mengecam serangan militer Rusia ke Ukraina.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Sebuah mobil yang hancur akibat tembakan terlihat di sebuah jalan di Kharkiv, Ukraina, Selasa, 22 Maret 2022. Pemerintah Ukraina kembali meminta China memainkan peran lebih konkret untuk membantu menghentikan aksi militer Rusia di negara tersebut.
Foto: AP/Andrew Marienko
Sebuah mobil yang hancur akibat tembakan terlihat di sebuah jalan di Kharkiv, Ukraina, Selasa, 22 Maret 2022. Pemerintah Ukraina kembali meminta China memainkan peran lebih konkret untuk membantu menghentikan aksi militer Rusia di negara tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Pemerintah Ukraina kembali meminta China memainkan peran lebih konkret untuk membantu menghentikan aksi militer Rusia di negara tersebut. Beijing pun diharapkan bisa menjadi penjamin keamanan Kiev di masa mendatang.

“Selama ini kita sudah melihat posisi netral China. Seperti yang saya katakan sebelumnya, kami percaya bahwa China harus memainkan peran lebih nyata dalam mengakhiri perang ini dan dalam membangun sistem keamanan global baru,” kata kepala kantor kepresidenan Ukraina Andriy Yermak dalam konferensi pers virtual yang diselenggarakan oleh Chatham House, sebuah lembaga kajian berbasis di London, Inggris, Selasa (22/3/2022).

Baca Juga

Tak hanya itu, Yermak pun berharap China bisa menjadi penjamin keamanan bagi negaranya. “Kami mengharapkan China berkontribusi secara berarti pada sistem keamanan baru untuk Ukraina dan kami juga mengharapkan China menjadi salah satu penjamin dalam kerangka sistem keamanan ini,” ucapnya.

Dia menekankan, Ukraina memperlakukan China dengan sangat hormat. “Kami berharap Cina memainkan peran proaktif di sana,” ujarnya.

Sejauh ini China memang belum mengecam serangan militer Rusia ke Ukraina. Kendati demikian, ia mendorong Kiev dan Moskow untuk menjalin dialog guna mengakhiri pertempuran. Amerika Serikat (AS) sudah memperingatkan China agar tidak membantu Rusia melancarkan agresi ke Ukraina.

China mengatakan, mereka menghendaki adanya solusi diplomatik untuk konflik Rusia-Ukraina. Ia mendukung integritas teritorial kedua negara tersebut. Namun China pun mengakui kekhawatiran keamanan “sah” Rusia.

Rusia mulai melancarkan serangan militer ke Ukraina pada 24 Februari lalu. Sejauh ini sebanyak 2.300 warga sipil di sana dilaporkan telah tewas akibat terdampak pertempuran. Sementara jumlah warga Ukraina yang mengungsi ke negara-negara tetangga telah melampaui 3,5 juta orang. Polandia menjadi negara yang paling banyak menampung, yakni sekitar 2 juta pengungsi Ukraina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement