Sabtu 26 Mar 2022 01:02 WIB

Guru Besar IPB: Restorasi Gambut Kunci Penurunan Emisi Karbon Kehutanan

BRGM menargetkan pemulihan ekosistem gambut 1,2 juta hektar di tujuh provinsi

Rep: Febryan A/ Red: Hiru Muhammad
Warga menanam mangrove di Kampung Mangrove, Pandeglang, Banten, Kamis (13/1/2022). Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) sepanjang tahun 2021 berhasil merehabilitasi mangrove di lahan seluas 34.911 hektar, melampaui target cakupan rehabilitasi mangrove yang ditetapkan yaitu 33.000 hektar.
Foto: Antara/Muhammad Bagus Khoirunas
Warga menanam mangrove di Kampung Mangrove, Pandeglang, Banten, Kamis (13/1/2022). Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) sepanjang tahun 2021 berhasil merehabilitasi mangrove di lahan seluas 34.911 hektar, melampaui target cakupan rehabilitasi mangrove yang ditetapkan yaitu 33.000 hektar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB), Profesor Rizalidi Boer menyoroti rencana penurunan emisi karbon Indonesia pada sektor kehutanan dan lahan. Menurut dia, restorasi lahan gambut dan mangrove adalah kunci untuk menurunkan emisi pada sektor tersebut.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) diketahui mengusung konsep Indonesia's FoLU Net-Sink 2030 untuk menekan emisi karbon. Konsep ini berisikan strategi untuk mencapai tingkat serapan sektor hutan dan lahan lainnya (Forestry and Other Land Uses/FoLU) berimbang ataupun lebih tinggi dari tingkat emisinya (Netsink) pada 2030. Apabila target pada sektor ini tercapai, maka akan terjadi penurunan emisi sekitar 60 persen dari total target nasional. 

Baca Juga

Prof. Rizaldi Boer menilai konsep tersebut sudah bagus. Konsepnya sejalan dengan komitmen global dan kompatibel dan dengan Kesepakatan Paris, yakni menekan kenaikan suhu bumi di bawah 1,5 derajat Celcius. 

Rizaldi, yang merupakan profesor bidang Klimatologi, mengatakan, target FoLU Netsink 2030 terbesar adalah menekan emisi dari kebakaran lahan gambut. Upaya selanjutnya adalah meningkatkan sebesar mungkin penyerapan karbon oleh hutan alam. "Keberhasilan restorasi gambut, menjadi salah satu faktor kunci, termasuk juga mangrove," ujar Rizaldi dalam Workshop FoLU Net Sink 2030 yang diikuti Dekan Fakultas Kehutanan Se-Indonesia di Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu (23/3). 

Untuk diketahui, Badan Restorasi Gambut dan Manggrove (BRGM) menargetkan pemulihan ekosistem gambut seluas 1,2 juta hektar di tujuh provinsi prioritas dan rehabilitasi hutan mangrove 600.000 hektar pada sembilan provinsi sampai 2024. 

Dalam kesempatan sama, Sekretaris Jenderal KLHK Bambang Hendroyono mengatakan, untuk mencapai FoLU Net Sink 2030, pihaknya fokus pada empat strategi. Pertama, menghindari deforestasi. Kedua, melakukan konservasi dan pengelolaan hutan lestari. Ketiga, melakukan perlindungan dan restorasi lahan gambut.  "(Keempat) mempercepat aforestasi, reforestasi lahan kritis, dan revegetasi perkotaan," kata Bambang sebagaimana dikutip dari siaran persnya, Jumat (25/3).

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement