Ahad 27 Mar 2022 22:30 WIB

Allah Maha Berbicara, Apa Maksudnya?

Sifat waib bagi Allah yang ke 20 adalah Maha Bicara.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Allah Maha Berbicara, Apa Maksudnya?. Foto: Amal baik karena Allah SWT (ilustrasi)
Foto: republika
Allah Maha Berbicara, Apa Maksudnya?. Foto: Amal baik karena Allah SWT (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sifat wajib Allah SWT merupakan sesuatu yang melekat pada diri Sang Pencipta. Memahami sifat tersebut membuat umat Islam terasa lebih dekat dengan-Nya. Sifat Wajib bagi Allah yang ke 20 adalah mutakalliman (Maha Berbicara).

 

Baca Juga

Lalu apa maksud dari sifat Allah yang satu ini?

Alla berfirman dalam Alquran,

قُلْ لَّوْ كَانَ الْبَحْرُ مِدَادًا لِّكَلِمٰتِ رَبِّيْ لَنَفِدَ الْبَحْرُ قَبْلَ اَنْ تَنْفَدَ كَلِمٰتُ رَبِّيْ وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهٖ مَدَدًا

Artinya: “Katakanlah (Muhammad), ‘Seandainya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, maka pasti habislah lautan itu sebelum selesai (penulisan) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula).”

Dalam buku berjudul “Al-Ibadah: Rujukan Orisinal Akidah Asy’ariyah” terbitan Turos, Imam Asy’ari menjelaskan, maksud dari ayat tersebut adalah seandainya launtan dijadikan tinta untuk menulis kalimat-kalimat Allah, niscaya lautan itu akan habis dan semua pena akan hancur, sebelum semua kalimat ilahi itu habis.

“Sebagaimana tidak mungkin habis pula pengetahuan Allah. Karena siapa pun yang kata-katanya dapat habis, berarti ia memiliki cacat dan bisa diam,” kata Imam Asy’ari.

Ketika hal seperti itu tidak mungkin terjadi pada Allah SWT, berarti benar bahwa Dia senantiasa bersifat Maha Berbicara (mutakallimin). Karena, menurut Imam Asy’ari, kalau Allah tidak memiliki sifat Maha Berbicara, berarti Dia harus diam dan memiliki cacat.

“Maha Suci Allah dari perkataan kaum Jahmiyah,” tulis pendiri mazhab teologi Asy’ariyah ini.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement