REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Aria Bima meminta Pertamina untuk mengantisipasi lonjakan konsumsi bahan bakar minyak yang diprediksi akan terjadi saat arus mudik Lebaran 2022.
"Kemungkinan besar kalau situasi Covid-19 seperti saat ini akan terjadi ledakan yang lebih luar biasa untuk pulang mudik," ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Selasa (29/3/2022).
Aria menjelaskan pembatasan sosial yang diterapkan pemerintah selama dua tahun membuat konsumsi BBM tak begitu banyak karena masyarakat dilarang mudik. Apabila melihat kondisi pandemi yang mulai melandai, maka tahun ini ada kecenderungan aktivitas mudik akan lebih ramai ketimbang dua tahun terakhir. Dengan demikian Pertamina perlu mencermati pola konsumsi BBM di masyarakat agar tidak ada antrean maupun kelangkaan.
Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Alfian Nasution mengatakan pelonggaran kebijakan PPKM dan aturan dalam perjalanan mendorong masyarakat untuk melakukan mudik. Selain itu, pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen hingga akhir 2021 juga mendorong peningkatan kegiatan ekonomi masyarakat terutama menjelang Idulfitri.
"Untuk mengantisipasi lonjakan kegiatan mudik masyarakat, Pertamina telah mempersiapkan stok BBM dan elpiji dalam kondisi aman serta menyiagakan seluruh infrastruktur," kata Alfian.
Pertamina memproyeksikan penjualan pertalite akan naik sebanyak 1,2 persen, pertamax 14,8 persen, turbo turun 5 persen, solar turun 5 persen, dexlite turun 5 persen, dan dex turun 4 persen. Alfian menyampaikan peningkatan konsumsi pertamax itu diproyeksikan terjadi karena pengendara akan cenderung membeli pertamax saat mereka mudik.
"Pertamax mungkin akan naik besar karena pemudik biasanya membeli pertamax ketika akan mudik sekitar 14,8 persen," jelasnya. Saat ini, kondisi stok BBM yang dimiliki Pertamina tercatat premium 18,2 hari, pertalite 7,5 hari, pertamax 17,2 hari, turbo 40,7 hari, solar 11,8 hari, dexlite 0,2 hari, dan dex 8,4 hari.