Selasa 29 Mar 2022 15:43 WIB

Warga Antre, Harga Minyak Curah di Tasikmalaya Jauh di Atas HET

Di pedagang eceran Tasikmalaya, harga minyak goreng curah sentuh Rp 23 ribu per kg

Rep: Bayu Adji P/ Red: Nur Aini
Sejumlah orang mengantre untuk membeli minyak goreng curah di Pasar Cikurubuk, Kota Tasikmalaya, Selasa (29/3/2022). Di agen Pasar Cikurubuk, harga minyak goreng curah dijual Rp 19 ribu per kilogram.
Foto: Republika/Bayu Adji P
Sejumlah orang mengantre untuk membeli minyak goreng curah di Pasar Cikurubuk, Kota Tasikmalaya, Selasa (29/3/2022). Di agen Pasar Cikurubuk, harga minyak goreng curah dijual Rp 19 ribu per kilogram.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Antrean warga yang hendak membeli minyak goreng curah di Pasar Cikurubuk, Kota Tasikmalaya, sudah terjadi sejak Selasa (29/3/2022) pagi. Hal itu terjadi meski harga minyak goreng di pasar terbesar di wilayah Priangan Timur itu masih jauh melebihi harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah.

Berdasarkan pantauan Republika.co.id di sejumlah agen minyak goreng curah, harga satu kilogram minyak goreng curah berkisar Rp 19 ribu. Di kalangan pedagang eceran, minyak goreng curah telah menyentuh harga Rp 23 ribu per kilogram. Padahal, pemerintah telah menetapkan HET minyak goreng curah sebesar Rp 14 ribu per liter. 

Baca Juga

"Di sini harganya sudah Rp 19 ribu (per kilogram). Saya ya jual Rp 23 ribu," kata Aris (23 tahun), salah seorang pedagang eceran yang mengantre untuk membeli minyak goreng curah di sebuah agen di Pasar Cikurubuk, Selasa.

Aris mengaku telah mengantre sejak pagi hari. Namun, hingga lewat tengah hari, jeriken yang dibawanya belum juga terisi minyak goreng curah. Sementara di agen lainnya, menurut dia, stok minyak goreng curah sudah tak ada.

Ia mengatakan, pembelian minyak goreng curah di agen tersebut juga dibatasi. Setiap pembeli hanya bisa membeli minyak gorenh dengan jumlah maksimal 50 kilogram.

Minyak goreng yang didapatkannya itu rencana akan dijual kembali di warung kecilnya yang berada di wilayah Cipasung, Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya. "Saya mencari ke sini karena di Pasar Singaparna sudah tidak ada minyak goreng curah," kata dia.

Di agen lainnya, terjadi juga antrean pembeli minyak goreng curah. Di agen itu, sejumlah orang bahkan ada yang mengantre sejak Subuh. "Saya dari Subuh antre di sini, belum dapat juga," kata Saifullah (20 tahun), seorang yang ikut mengantre di depan agen tersebut.

Sama seperti di agen lain, di tempat itu setiap pembeli dibatasi hanya dapat membeli maksimal 20 kilogram minyak goreng curah. Harga per kilogramnya sebesar Rp 19 ribu. 

Saifullah membeli minyak goreng curah tak untuk dijual kembali, melainkan untuk memproduksi makaroni. Akibat harga minyak goreng curah yang terus tinggi, usahanya semakin sulit. 

"Sejak kemasan naik, curah naik juga. Dampaknya ke pengusaha kecil seperti saya ini sangat terasa," kata dia.

Menanggapi tingginya harga minyak goreng curah, Wali Kota Tasikmalaya, Muhammad Yusuf menilai, disebabkan lantaran pedagang masih memiliki stok yang dibeli dengan harga tinggi. Alhasil, harga minyak goreng curah di pasaran masih cenderung tinggi.

"Mudah-mudahan ini tak terlalu lama, harga bisa turun lagi. Menjelang puasa, saya harap harga minyak goreng curah bisa turun," kata dia.

Yusuf juga akan memerintahkan Satgas Pangan untuk melakukan pengawasan. Dengan begitu, indikasi kecurangan dapat diminimalisasi.

Ia mengakui, pihaknya cukup kesulitan untuk membuat stabil harga minyak goreng. Meski pemerintah pusat telah menerapkan HET, tetapi sebagian pedagang beralasan masih mempunyai stok yang dibeli dengan harga tinggi. 

"Tadi saya lihat juga sudah ada yang harga Rp 15 ribu per kilogram. Artinya yang subsidi sudah mulai masuk," kata dia.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement