Selasa 29 Mar 2022 23:36 WIB

Dari Jaring Nelayan, Iwan Yusuf Sajikan Relief Sarinah dalam Bentuk Baru

Relief Sarinah berlokasi di lantai dasar, sementara karya Iwan di lantai enam.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Qommarria Rostanti
Petugas membersihkan area pameran karya seni bertajuk Ilusi di Gedung Sarinah, Jakarta, Rabu (30/3/2022). Karya seni dua dimensi tentang studi relief patung dalam jejaring merupakan karya dari perupa asal Gorontalo, Iwan Yusuf sebagai respon atas penemuan relief di gedung pertokoan Sarinah. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Petugas membersihkan area pameran karya seni bertajuk Ilusi di Gedung Sarinah, Jakarta, Rabu (30/3/2022). Karya seni dua dimensi tentang studi relief patung dalam jejaring merupakan karya dari perupa asal Gorontalo, Iwan Yusuf sebagai respon atas penemuan relief di gedung pertokoan Sarinah. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seniman Iwan Yusuf menghadirkan karya interpretasi relief Sarinah yang dibuat dari jaring nelayan. Relief Sarinah berlokasi di lantai dasar Gedung Sarinah, sementara karya Iwan ditempatkan di lantai enam.

Kurator seni Asikin Hasan yang memimpin proses konservasi relief Sarinah menyampaikan bahwa gagasan untuk membuat karya interpretasi tersebut merupakan keinginan Iwan. Asikin lantas membantu dengan mengirimkan foto relief.

Baca Juga

"Iwan Yusuf seorang perupa berbakat dan memiliki keterampilan yang baik. Dia mampu menerjemahkan karya relief Sarinah dengan tepat. Dengan medium yang berbeda dan sederhana, dia juga mampu menghadirkan kembali relief itu dalam bentuk yang baru," kata Asikin kepada Republika.co.id, beberapa waktu lalu.

Anggota Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) itu menginformasikan bahwa karya Iwan memiliki ukuran yang sama dengan relief Sarinah. Relief membentang sepanjang 15 meter dengan tinggi 2,9 meter.

Perbedaannya ada pada lebar karya, sebab relief Sarinah yang berupa ukiran memiliki ukuran lebar ke bagian depan antara 20-30 sentimeter. Sementara, karya yang dibuat Iwan memakai jaring merupakan seni rupa dua dimensi.

Layaknya pelukis yang menggunakan garis untuk mewujudkan karya, Asikin mengatakan Iwan memanfaatkan jaring untuk membuat "garis" tersebut. Menurut Asikin, penafsiran ulang dalam karya tersebut yakni penafsiran pada bentuk.

Adapun pesan dari relief Sarinah dimaknai Asikin sebagai simbol pengingat mengenai kondisi perdagangan di masa silam. Itu sebabnya, pada relief karya kolektif seniman Yogyakarta era 1960-an itu, terlihat orang-orang yang memperdagangkan hasil bumi.

Dalam penjelasan Asikin, orang-orang itu tengah melapak, yakni berjualan di lapak pasar pada hari yang telah ditentukan. Pesan pada relief itu serupa dengan karya Iwan yang terinspirasi dari relief.

"Pesannya sama, menggambarkan seperti yang digambarkan relief di lantai dasar. Dia hanya mengubah medium dan bentuknya, dari tiga dimensi ke dua dimensi dan berhasil menampilkannya. Itu yang berharga," ujar Asikin.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement