Kamis 31 Mar 2022 19:06 WIB

Tren Kasus dan Kematian Turun, Satgas Covid-19 : Testing dan Tracing Harus Terus Dilakukan

Meski tren menurun, satgas masih terus melakukan tracing dan testing.

Rep: dian fath risalah/ Red: Hiru Muhammad
Suasana pasar kaget atau pasar tumpah Gasibu di kawasan Monumen Perjuangan (Monju), Kota Bandung, dipadati pengunjung, Ahad (13/3/2022). Kondisi tersebut sebagai pertanda kondisi perekonomian warga Kota Bandung sudah kembali menggeliat di tengah pandemi. Tingginya angka kesembuhan dalam sehari membuat kasus aktif Covid-19 perlahan menurun. Meski demikian, Pemkot Bandung berharap warga tetap disiplin prokes.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Suasana pasar kaget atau pasar tumpah Gasibu di kawasan Monumen Perjuangan (Monju), Kota Bandung, dipadati pengunjung, Ahad (13/3/2022). Kondisi tersebut sebagai pertanda kondisi perekonomian warga Kota Bandung sudah kembali menggeliat di tengah pandemi. Tingginya angka kesembuhan dalam sehari membuat kasus aktif Covid-19 perlahan menurun. Meski demikian, Pemkot Bandung berharap warga tetap disiplin prokes.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan terjadi peningkatan 43 persen jumlah kematian akibat Covid-19 secara global pekan lalu. Sementara jumlah kasus Covid-19, menurut WHO. terus menurun di seluruh dunia.

Dalam laporan epidemiologi mingguannya, WHO mengatakan 45 ribu kematian terkait Covid-19 dilaporkan pada pekan yang berakhir 27 Maret, naik dari 33 ribu pada pekan sebelumnya. Lonjakan itu menyusul minggu sebelumnya ketika jumlah kematian turun 23 persen.

Baca Juga

Kepala Subbid Dukungan Kesehatan Satgas Covid 19. Brigjen TNI Pur dr Alexander K GintingS SpP(K) mengatakan, untuk di Indonesia angka kematian justru menurun. Diketahui, pada Rabu (30/3) kemarin angka kematian sebanyak 118 kasus, sementara pada Kamis (31/3) menurun menjadi 89 kasus kematian.

Meski terus terjadi tren penurunan, lanjut Alexander, Satgas terus melakukan berbagai upaya pencegahan Covid-19 mulai dari sosialisasi, edukasi, deteksi dini 3T yakni testing, tracing dan treatment."Untuk contact tracing sebagaimana di bunyikan di Inmendagri No 18 dan No 19 harus tetap dilaksanakan demikian pula active case finding di sekolah sekolah agar kasus bisa tetap di kendalikan," ujar Alexander kepada Republika, Kamis (31/3).

Saat ini, positivity rate mingguan nasional sebesar 5,20 persen, menurun dari minggu sebelumnya 8,81 persen. Bahkan, angka saat ini telah turut drastis jika dibandingkan puncak Omicron mencapai 17 persen.

Sayangnya, terjadi penurunan jumlah orang yang diperiksa baik dengan PCR maupun antigen. Di minggu ini, totalnya 700 ribu, terdiri PCR 185 ribu dan Antigen 517 ribu. Terbilang rendah jika dibandingkan pada puncak Omicron lalu mencapai 2 juta orang terdiri 650 ribu PCR dan 1,4 juta antigen.

Meskipun antigen ataupun PCR tidak lagi menjadi syarat perjalanan, namun testing tetap penting dilakukan terutama ketika bergejala maupun berkontak erat dengan orang positif COVID-19. Sehingga, meningkatnya angka testing akan mengantisipasi orang positif yang tidak teridentifikasi di tengah-tengah masyarakat."Jumlah testing sekarang turun bermakna karena skrining perjalanan dalam negeri tidak dianjurkan bagi yang sudah vaksinasi lengkap , tapi testing pelacakan kontak 1:15 harus terus jalan," tegasnya.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement