REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat, Program Kampung Iklim sudah terbentuk di 3.270 lokasi per 2021. Untuk memenuhi target 20 ribu Kampung Iklim hingga 2024, KLHK mengajak semua pihak mendukung pembentukan 16.730 Kampung Iklim lagi.
"KLHK mengajak seluruh komponen bangsa untuk mencapai target Program Kampung Iklim ProKlim 20.000 lokasi pada Tahun 2024 sebagaimana arahan Presiden Rl," kata Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim KLHK Laksmi Dewanti ketika membacakan sambutan Menteri LHK Siti Nurbaya dalam Rapat Koordinasi Teknis ProKlim tahun 2022, di Jakarta, Kamis, (31/3).
Laksmi menjelaskan, Program Kampung Iklim (Proklim) merupakan bentuk aksi nyata untuk mewujudkan ketahanan iklim dan gaya hidup rendah emisi gas rumah kaca di tingkat tapak. Gaya hidup rendah emisi itu seperti penghematan penggunaan energi, pengelolaan sampah dan limbah rumah tangga, serta pengelolaan hutan berkelanjutan.
Selain itu, efisiensi penggunaan air, konservasi tanah dan air, peningkatan ketahanan pangan, upaya penanggulangan bencana seperti banjir dan longsor. Termasuk pula penerapan pola pertanian berkelanjutan.
Laksmi mengatakan, pelibatan masyarakat di tingkat tapak, baik di level desa, dusun, kampung, menjadi salah satu kunci keberhasilan pengendalian perubahan iklim. "Emisi karbon sebagai penyebab perubahan iklim tidak bisa lepas dari kegiatan antropogenik, dan dari sisi dampak masyarakatlah yang langsung merasakan berbagai dampak akibat terjadinya perubahan iklim tersebut, sehingga masyarakat perlu diperankan sebagai aktor sebenarnya dalam upaya pengendalian iklim,” ujarnya.
"Indonesia memiliki peluang untuk memberikan contoh-contoh yang baik dan kerja serius dalam pengendalian perubahan iklim, salah satunya melalui kegiatan ProKlim ini," imbuhnya.