Oleh : Lutfi Effendi
Ramadhan telah tiba, kembali kami tampilkan uraian singkat tentang Al Qur’an sebagai tadarus singkat selama bulan Ramadhan. Tadarus ini, meneruskan tulisan sejenis yang diupload Ramadhan tahun lalu. Moga Bermanfaat.
Pada tulisan kali ini, ditampilkan Qs Al Baqarah ayat 50 yang merupakan lanjutan ayat 49 tentang Fir’aun hubungannya dengan Bani Israil:
وَاِذْ فَرَقْنَا بِكُمُ الْبَحْرَ فَاَنْجَيْنٰكُمْ وَاَغْرَقْنَآ اٰلَ فِرْعَوْنَ وَاَنْتُمْ تَنْظُرُوْنَ
wa iż faraqnā bikumul-baḥra fa anjainākum wa agraqnā āla fir’auna wa antum tanẓurụn
Dan (ingatlah) ketika Kami membelah laut untukmu, sehingga kamu dapat Kami selamatkan dan Kami tenggelamkan (Fir‘aun dan) pengikut-pengikut Fir‘aun, sedang kamu menyaksikan. (Qs Al Baqarah 50)
Kalau pada ayat sebelumnya telah diberitahukan bahwa Allah telah menyelamatkan Bani Israil dari Fir’aun dan pengikut-pengikutnya, maka pada ayat ini Allah memperkenalkan bagaimana Allah menolong Bani Israil dari bahaya yang disebabkan oleh Fir’aun dan pengikut-pengikutnya. Caranya adalah dengan membelah laut dan kemudian menenggelamkan Fir’aun dan pengikut-pengikutnya di dalam laut yang dibelah itu.
Saat itu rombongan Bani Israil yang dipimpin oleh Nabi Musa dikejar oleh bala tentara Fir’aun yang dipimpin langsung oleh Fir’aun sendiri. Ketika sampai di tepi Laut (Merah) Bani Israil bingung dan ketakutan karena pasukan Fir’aun sudah dekat. Nabi Musa diperintah Allah untuk memukulkan tongkatnya ke laut. Mukjizat dari Allah, air pun tersibak sehingga dapat untuk berlari ke seberang. Pasukan Fir’aun pun mengejar tetapi ketika rombongan Bani Israil sampai ke seberang air menutup kembali dan menyebabkan Fir’aun dan bala tentaranya tenggelam. Selamatlah Bani Israil dari kejaran Fir’aun.
Kisah ini diperkuat dengan ditemukannya bangkai kereta kuda dan tulang-belulang manusia di Laut Merah yang diduga merupakan pasukan dan pengawal Firaun.
Berdasarkan penelitian ilmiah, lokasi penyeberangan Nabi Musa as diperkirakan berada di wilayah Nuwaiba, Semenanjung Sinai, Mesir. Kedalaman maksimum perairan di kawasan ini sekitar 800 meter ke arah Mesir dan 900 meter ke arah Arab. Mukjizat ini betul-betul pertolongan Allah yang luar biasa yang patut disyukuri oleh Bani Israil.
Apa yang bisa diambil dari pelajaran di atas:
Pertolongan Allah pasti akan datang kepada kaum beriman jika mau bersabar dan tawakal kepada Allah. Musibah sebesar apapun, seberat apapun akan mudah bagi Allah untuk membuat pertolongan.
Dalam kehidupan sehari-hari, kadang orang tidak sabar dan tawakal pada Allah. Sehingga sering menjadikan orang putus asa. Padahal jika disertai usaha sekecil apapun dan doa, pada saatnya Allah akan menolong. Dalam hal ini usaha Bani Israil menghindar dari kejaran Fir’aun disertai doa dan tawakal.
Wa Allahu a’lam bish-shawab. (*)