Selasa 05 Apr 2022 23:44 WIB

FKUB Sumbar tak Terima Tiga Kota di Sumatra Barat Dicap Intoleran Setara Institute

Tiga kota di Sumatra Barat yang dicap intoleran justru terkenal heterogen.

Rep: Febrian Fachri / Red: Nashih Nashrullah
Masjid Raya Syekh Burhanuddin Ulakan di Kecamatan Ulakan Tapakis, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat (Ilustrasi). Tiga kota di Sumatra Barat yang dicap intoleran justru terkenal heterogen
Foto: Republika/Febrian Fachri
Masjid Raya Syekh Burhanuddin Ulakan di Kecamatan Ulakan Tapakis, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat (Ilustrasi). Tiga kota di Sumatra Barat yang dicap intoleran justru terkenal heterogen

REPUBLIKA.CO.ID, PARIAMAN— Lembaga Setara Institute memasukkan tiga kota yang ada di Sumatra Barat ke dalam daftar 10 kota intoleran. Yakni Kota Pariaman, Kota Padang dan Kota Padang Panjang. 

Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sumbar, Duski Samad, mengatakan berdasarkan hasil penilaian Lembaga Setara Institute bahwa ini tidaklah riset. 

Baca Juga

"Kalau riset harus berdasarkan objektif. Jangan ini dijadikan sebagai referensi bagi kabupaten/kota yang ada di Sumbar," kata Duski, Selasa (5/4/2022). 

Dia juga menuturkan bahwa apabila riset tersebut dinilai berdasarkan demografi daerah, penduduk dikatakan tidak rukun apabila tidak menerima, tidak mengakui dan tidak menghargai agama lain. 

Sedangkan Kota Padang Panjang yang merupakan kota pendidikan, Kota Pariaman adalah kota perdagangan dan wisata dan Kota Padang yang juga ibu kota provinsi dan kota perdagangan. 

“Untuk tiga daerah di Sumbar yang disebutkan intoleran, FKUB Sumbar sangat tidak menerima dan keberatan dan diminta pertanggungjawaban kepada yang melakukan riset karena untuk mengukur daerah intoleran perlu diukur dengan jelas dari pihak-pihak yang berkompeten," ucap Duski. 

Pada kesempatan berbeda, Asisten I Setda Pariaman, Yaminurizal, mempertanyakan indikator penilaian yang dilakukan Setara Institute. 

"Tiba-tiba ada yang menyatakan Kota Pariaman adalah kota yang intoleran, kita ingin tahu juga indikator yang dinilai apa, serta tujuannya apa. Karena penelitian tersebut harus dilakukan dengan data yang valid," kata Yaminurizal, Selasa (5/4). 

Yaminurizal menyebut bahwa Kota Pariaman dikenal dengan masyarakatnya yang homogen dan sudah hidup dengan baik. Menurut dia, selama ini Pemerintah Kota Pariaman tidak memiliki masalah intoleran. 

“Diketahui, Kota Pariaman adalah daerah yang sangat toleransi dan terbuka kepada semua pihak. Ini sesuai dengan visi dan misi Pemko Pariaman yang merupakan daerah tujuan wisata," ujar dia. 

Sebanyak 10 kota intoleran yang dirilis Setara Institute adalah Kota Depok (Jawa Barat), Kota Banda Aceh (Provinsi Aceh), Kota Cilegon (Banten), Kota Pariaman (Sumatra Barat), Kota Langsa (Aceh), Kota Sabang (Aceh), Kota Padang Panjang (Sumatra Barat), Kota Padang (Sumatra Barat), Kota Pekanbaru (Riau), dan Kota Makassar (Sulawesi Selatan).    

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement