REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR— Satgas Pelajar Kota Bogor menangkap belasan pelajar di kawasan Stasiun Bogor dan Terminal Baranangsiang, lantaran diduga hendak ikut aksi unjuk rasa 11 April di Jakarta. Dari gawai para pelajar, Satgas menemukan barang bukti berupa selebaran aksi unjuk rasa dan percakapan janjian di Jakarta.
Pantauan Republika.co.id di Stasiun Bogor, pelajar yang tertangkap berasal dari SMA dan SMK luar Kota Bogor. Bahkan, ada yang berasal dari Sukabumi.
Setelah ditangkap oleh Satgas Pelajar, barang bawaan para pelajar ini digeledah. Dari tas 14 pelajar yang tertangkap, ditemukan pakaian ganti, mie instan, korek api, rokok, pasta gigi, dan jimat milik salah seorang di antaranya.
Ketua Harian Satgas Pelajar Kota Bogor, Muhammad Iqbal, mengatakan pihaknya melakukan penyisiran di titik yang disinyalir menjadi tempat datangnya pelajar dari wilayah lain menuju Jakarta. Adapun tiga titik yang menjadi fokus utama yaitu Stasiun Bogor, Stasiun Cilebut, dan Terminal Baranangsiang.
Iqbal menyebutkan, para pelajar ini teridentifikasi hendak berangkat ke Jakarta melihat dari percakapan di aplikasi pesan singkat WhatsApp masing-masing. Selain percakapan janjian, Satgas Pelajar juga menemukan flyer digital berisi ajakan untuk unjuk rasa hari ini.
“Jadi rekan rekannya di Stasiun sudah menunggu dari pagi. Barang bukti di handphone ada, selebaran pamflet di handphone juga ada untuk demo 11 April. Walaupun sebagaian mengelak,” kata Iqbal kepada Republika.co.id, Senin (11/4/2022).
Iqbal mengatakan, pihaknya masih menelusuri siapa yang menjadi koordinator mengajak para pelajar ini untuk berangkat ke Jakarta. Sebab, menurutnya ada indikasi pelajar yang berangkat lebih dulu pada malam hari.
Setelah penangkapan, kata Iqbal, Satgas Pelajar menunggu pihak sekolah masing-masing untuk menjemput anak didiknya. Berdasarkan catatannya, sejumlah pelajar SMK tersebut berasal dari Leuwiliang, Pamijahan, Ciampea, Kabupaten Bogor. Sedangkan pelajar lainnya yang diamankan berasal dari Parung Kuda, Kabupaten Sukabumi.
“Karena kalau kita pulangkan kita nggak jamin, mereka pasti balik lewat tempat lain. Kalau sampai sore tidak ada (sekolah yang ambil), kita serahkan ke Polresta seperti tahun kemarin. Biar orangtua yang datang,” ujar Iqbal.
Salah seorang pelajar yang tertangkap, Arya, mengaku berangkat dari Kabupaten Sukabumi ke Kota Bogor menggunakan angkutan kota (angkot). Berbekal uang Rp 70 ribu, Arya dan rekan satu sekolahnya nekat berangkat ke Jakarta.
Saat ditanya apakah ia berangkat ke Jakarta untuk ikut unjuk rasa, Arya hanya menggeleng sambil tertawa.